Bandung, Sulap Kawasan Macet Jadi Tepat Bermain Sepatu Roda

Ada sisa cerita mudik kemarin.

Sunguh, 10 tahun yang lalu, jalanan Bandung adalah tempat keliaran saya. Sejak pagi hingga sore hari bahkan sering pula pulang malam. Nganter sekolah dua bocah, satu SD satu SMP. Jemput sore. Les sana-sini, serta kerjaan lainnya. Salah satu rute rutin saya adalah Kiaracondong – Supratman – Katamso.

Di tahun 2007 saja beberapa ruas jalanan Bandung udah banyak yang macet. Beberapa kali mudik, kemacetan Bandung makin parah. Hal ini membuat saya jadi ngak PD bawa motor. Mungkin karena biasa di UK (khususnya Worcester) jalanan lengang dan tertib.

Dari sekian banyak titik kemacetan Bandung Jalan Supratman salah satunya. Mungkin karena di area ini banyak terdapat sekolahan dan perkantoran, tak heran jika setiap pagi-sore bahkan jelang magrib masih juga macet. Mungkin juga karena faktor lainnya, antar stopan jaraknya kurang panjang sehingga mengganggu laju kendaraan.

Namun, ada sesuatu yang berbeda di kepulangan saya Desember lalu itu.

Jadi, seusai meliput kegiatan 1212 di Gasibu lalu, saya janji ketemuan dengan dua orang teman di Taman Pramuka, kebetulan di sana ada event lempar pisau skala besar dan teman saya main di sana.

Sebagai tukang momotoran, sumpeh saya bingung harus pake angkot apa untuk menuju kesana. Padahal jaraknya gak jauh-jauh amat. Sempat menelfon teman, menanyakan angkot jurusan apa untuk bisa tiba di sana. Tapi teuteup aja ujung-ujungnya nyasar juga.

Niat hati pake angkot pengen turun di Taman Pramuka, malah gagal paham, turun di Taman Supratman. Hadeuhhh…

Sambil clingukan n buka HP. Uwow… ternyata di area terbuka itu ada Wifinya. Bandung juara! Jujur, ini baru kali pertama saya di Bandung, duduk di taman n pake Wifi gratis. Bandungku banyak berubah. Jempol buat Kang Emil.

Sambil nyusun strategi, sekarang mau kemana? pake apa? tetiba kulihat ada tukang es potong tak jauh dari taman. Merapatlah saya kesana. Dibeli sepotong es potong. Kuperhatikan, kok banyak anak-anak bermain sepatu roda di sana.

Bentar, ini kan ruas jalan?!

Sambil binggung saya clingukan. Layaiyah, ini ruas jalan. Ruas jalan yang dulu, 10 tahun lalu, sering saya lalui kalau mengantar dua anakku les di Cinderela n Tridaya. Loh, kenapa kawasan macet itu malah dipake area bermain sepatu roda.

Ternyata, rupanya, ruas jalan yang tak panjang ini menjadi salah satu biang kemacetan karena ruasnya tak panjang terhalang beberapa persimpangan, maka dari itu menghambat laju kendaraan yang padat.

Karena alasan itulah, ruas jalan ini ditutup, lalu jalur kendaraan dibuat memutar ke ke kiri mengikuti alur sebundaran Taman Supratman dan ternyata itu berhasil. Kenapa gak dari dulu ya? 😀

Nah, bagaimana dengan ruas jalan yang ditutup tersebut. Dari pada nganggur tentunya lebih baik dimanfaatkan dong ya? Oleh karena itulah saat di sini dijadikan area bermain sepatu oleh anak-anak. Sementara itu, orang tua pengantar, asik-asikan, ibu-bapanya duduk di tepian trotoar, tepian taman, menikmati rindangnya pepohonan yang memayungi mereka. Asikkk euy…

Tempat bermain sepatu roda di bandung

Ada juga remaja-remaja yang duduk-duduk di pinggiran sana sambil membuka laptonya. Entah sedang belajar kelompok entah hanya sekadar memanfaatkan Wifi gratis.

Melihat bocah-bocah itu bermain sepatu roda, asik sekali, terpikirlah olehku. Kamera…. action! 😀 😀

Jadilah ketersesatan siang itu sebuah video CJ yang kemudian tayang pada Selasa 14 February lalu.

Mau lihat seperti apa area sepatu roda di ruas jalan tersebut?

Pesan moral:
Jangan sesali yang terjadi, karena pasti itu rencana Tuhan 
(Rosimeilani.com)

komentar Anda