Buat Anda yang sudah menjadi ayah-bunda, apakah anak Anda cerminan Anda di masa muda? Entah itu secara fisik, rupa, karakter ataupun kebiasan-kebiasannya?
Ada banyak hal yang tanpa kita sadari, apa yang dulu pernah kita lakukan, kini dilakukan oleh anak kita. Ini seperti siklus berulang. Dulu kita anak-anak, kini punya anak. Dulu saya remaja, kini, saya punya anak remaja.
Apa yang dulu saya lakukan ketika remaja, kini berulang kepada anak saya. Apakah Anda yang memiliki remaja putri sama seperti yang terjadi dalam siklus keluarga kami? Ibu saya – saya – anak gadis saya.
Dulu, saya melakukan hal-hal dibawah ini. Sekarang, anak gadis saya melakukan hal yang sama pula. Apa sajakah tingkah polah anak-mama dalam siklusnya berulang itu?
- Memilih baju mama
Dulu, ketika saya beranjak remaja-dewasa, ada saat-saat dimana saya suka “ngobrak-ngabrik” lemari pakaian mama. Mode itu berulang. Maka, dari sekian baju mama ada beberapa yang cocok di badan saya. Dan cocok pula modelnya dipakai pada jaman itu. Jaman mama dan jaman saya.
Sekarang, anak saya pun demikian. Dia menganggap lemari-lemari saya adalah harta karun. Dimana dia sering berharap menemukan 1-2 atau 5-10 potong pakaian yang cocok ukuran dan modelnya. Acara obrak-obrik berkala ini biasa terjadi ketika pergantian musim (cuaca) dan ketika ia datang dari luar kota (kuliah).
Dan inilah penampakkan kami dalam balutan sweater yang sama. Ia menemukan sweater ini ketika liburan ke tanah air dan “mengobrak-abrik” lemari pakaian mamanya dulu 😉
- Ngerecokin alat make up mama
Seperti halnya pakaian, alat make up pun demikian. Meski jarang dandan berlebihan, alat make up mama saya lengkap. Pembersih wajah, tonic water, pelembab, alas bedak, bedak, lipstik, eye liner, shadow, blash on dan kuasnya pun lengkap. Maka, ketika saya memasuki masa remaja, barang-barang tersebut dijadikan alat percobaan di paras saya. Seterusnya, liptisk dan bedak mama itupun berpindah tangan kepada saya.
Waktu berlalu. Dulu, posisi saya sebagai anak. Kini, sebagai ibu. Dan kejadian itu berulang. Beberapa alat make-up saya berpindah tangan kepada si gadis. Ya, siklus itu berulang.
- Memiliki hobi yang sama
Dulu, saya suka berpetualang. Selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Selalu mudah beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru. Sejak SD saya sering pergi berwisata tanpa orang tua. Saya pernah diajak ke Bogor, Garut, Tasik oleh anak kost yang kost di rumah orang tua saya. Saat SMP saya pernah ikut uwa berlibur ke Cirebon dan kuningan. SMA kelas satu, saya pernah ikut bus rombongan jemaah haji PEMDA Bandung, lalu diturunkan di Puncak, menuju rumah paman dan bibi saya 😀
Kini, anak saya memiliki hobi dan karakter yang sama seperti saya. Ketika meninggalkan sarang untuk menuntut ilmu nun jauh di sana. Tak ada keraguan, ketakutan ataupun kekangengan pada orang rumah. Bahkan selepas SMA ia berani travel ke Indonesia seorang diri.
- Curhat pada mama
Ada suatu masa, ketika saya muda, saya curhat pada mama. Kini, siklus berjalan. Saya dicurhati oleh anak gadis saya.
Tak hanya mama dan anak gadisnya. Papa dengan bujang cilik pun memiliki siklus yang berulang. Beberapa diantaranya ialah:
- Karakter
Coba perhatikan. Apakah karakter anak Anda sama seperti yang pernah anda lakukan di usia muda? Kalau di rumah saya begitu. Menurut mertua, suami saya ketika ABG biasa pegang perkakas. Diantaranya pernah bikin go kart kayu sendiri. Kini, anak saya melakukan hal yang sama seperti bapaknya dulu. Salah satunya ia memodifikasi beberapa koleksi skate boardnya. Maka perkakas-perkakas seperti gerjagi manual/listrik, amplas manual/listrik, obeng listrik, dsb itu sudah biasa ia gunakan.
- Style
Style atau gaya/cara/kelakuan itu cakupannya luas. Gaya/cara bicara, gaya berinteraksi, gaya berjalan, gaya berpakaian, cara mengerjakan suatu pekerjaan, cara menyelesaikan masalah dan sebagainya.
Diantara banyak kesamaan antara bujang cilik saya dan bapaknya, satu diantaranya, ialah ulet dan gigih. Terutama saat mengerjakan PR ataupun saat menyelesaikan suatu projek. Dan inilah penampakan bapak – anak. Dua generasi berbeda, kondisi berbeda, jaman berbeda, tahun berbeda (1983 – 2013), tapi style sama.
Begitulah siklus berulang.
iya, like father like son banget 😀
buahahaha…yg pake kopiah persis banget bapaknya 🙂