Saya pernah baca status Bu Linda, Editor Elexmedia. Dalam setiap bulannya Gramedia menerima 2.500 judul buku baru. Berarti 400 – 500 judul per minggunya. Gila ya? banyak amat…
Jumlah buku sebanyak itu berbanding minat baca orang kita yang rendah, bikin penulis ketar-ketir. Takut bukunya gak berumur panjang aka dalam hitungan sekian bulan ditarik dari peredaran. Padahal lahirnya sebuah buku itu melalui proses yang sangat panjang dan melelahkan.
Mulai dari menyusun ide/konsep buku. Mengetiknya, self editing yang berulang kali. Dikirim ke penerbit. Ditaksir, ditimbang-timbang, dirapatkan, diputuskan. Setelah acc pun perlu proses dan waktu pula. Diedit lagi, kirim balik ke penulis, proof reading, desain cover dan sebagainya dan sebagainya.
Satu buku melibatkan kerja keras penulis, editor juga. Banyak waktu dan banyak tenaga. Kebayang gak sih, setelah buku lahir lewat proses berbulan-bulan (bahkan ada yang lebih dari setahun) menguap cepat dipasaran. Akibat apa? Bisa jadi akibat kurang promo.
Makanya, sebagai penulis, kita harus bantu usaha penerbit untuk mempromosikan buku kita sendiri. Gak rugi kan? orang buku, buku kita juga. Kalau laku ya kita juga yang kecipratan untungnya, ya kan?
Ini jamannya sosmed. Promo yang kamu lakukan ga susah-susah amat. Gunakan aja semua sosmed yang kamu punya. Promonya bisa dimulai saat buku mau lahiran. Jadi, begitu penerbit bilang buku kita bakal segera keluar. Udah deh, promosi dimulai.
Pas terbit pas hangat-hangatnya, promosilah di semua sosmed Anda. Asal jangan terlalu keseringan. Sehari cukup satu kali. Atau dua hari sekali. Biar teman maya kita gak jengah liatnya. Trus pemilihan kata promonya yang asik. Pake kata pembuka dulu kek. Atau cuplik sedikit apa yang ada di dalam buku kita.
Klo saya, karena buku saya buku traveling. Saya posting aja destinasi-destinasi yang kece. Baru deh ditulis dibawahnya.
Misal, lokasi: Bourton On The Water.
Untuk lebih jelasnya, bagaimana indahnya desa tercantik di Inggris ini, silakan baca di Buku Jelajah Inggris.
Tersedia di Gramedia, harga Rp.39.800,-
Tersedia E-booknya juga di Scoop.
Juga bisa dibeli di Amazon dan seterusnya.. dan seterusnya…
Selain promo di Sosmed, ada cara lainnya. Begitu kamu dapat surat kontrak dari penerbit, liat pasal-pasalnya secara detil. Kalau di surat kontrak saya, ada satu pasal yang menyebutkan cetak buku dilebihin 5%. Dengan keterangan untuk bukter, promosi, resensi, buku rusak dan hilang (kurleb isinya gitu deh).
Nah, dari 5 % itulah kita bisa diskusikan ke penerbit. Waktu itu saya kirim imel kepada beliau yang isinya kurleb:
“Pak/Bu, saya mau bikin GA nih, hadiahnya dari Anda ya… :”
“Pak/Bu, saya ada kenalan resensor n orang media, saya kasih alamatnya ya, pak/bu?..”
Gitu kira-kira. Etapi harus pake kalimat yang halus, sopan, baik dan benar ya.. 😉
Yaudah, gitu aja. Kita mah gak usah repot-repot ngirim hadiah kepada para pemenangnya. Penerbit kita yang melakukan semua itu. Makanya, satu tips buat Anda, pilihlah penerbit besar yang sistemnya sudah baik dan menguntungkan bagi kita penulis.
Trus beberapa resensor yang saya sebut di atas tadi, ada orang media, ada resensor freelance. Yang freelance berikut ini, ini, ini (pemenang GA), dll.
Untuk yang media, berikut ini:
Majalah Anak CIA
Majalah Ummi, Edisi November 2014.
Koran Republika, edisi 13 Januari 2015
Nah, klo yang dua ini benar-benar surprise. Nga nyangka gitu… Dikasih taunya sama editornya Ummi lagi. Bahwa resensi saya dimuat di Majalah Femina. Dan satunya lagi, dikasih tau sama Katerina. Bahwa buku saya diresensi Majalah Plesir.
Sayang, penampakkan cover Femina edisi awal November ini gak ada penampakkannya. Guys, klo ada yang punya edisi ini, colek” eike ye.. 🙂
Majalah Plesir edisi Desember kayaknya, soalnya dikasih tau sama Rien pas lagi liburan di Bali.
Jadi, ayolah, teman, bantu penerbit nge-promoin buku kita sendiri. Klo laku banyak, kan kita juga yang untung. Oiya, terbukti udah dua kali Elex transfer saya 😉
Oiya, buat kamu yang pengen tau seperti apa desa-desa di Inggris dan keseruan wisata lainnya, beli aja buku Jelajah Inggris 😉
Ada desa penghasil keju, asal-muasal keju Cheddar gitu…
Ada desa Bourton on The Water yang cantik.
Ada desa abad Victoria. Masuk ke sana, seolah membali ke masa dua abad ke belakang. Kita bisa pake baju di abad itu loh.
Ada Malvern hill, tempat tinggal saya dulu. Sebuah desa perbukitan yang menginspirasi penulis Narnia dan Hobbit.
Nga percaya? beli aja bukunya… 😀