The Beatles Gak Ade Matinye

Deuh, judulnya lebay banget hahaha…

Jadi, setelah si yayang kena virus seperti pernah saya ceritakan di sini. Acara travel kami kemanapun itu, jadi lebih terkonsep, jadi tambah seru dan jadi tambah kompak. Seperti saat weekend kemarin. Salah satu target destinasi jalan-jalan kami ke London itu adalah Abbey Road plus The Beatles Walking Tour.

Entah kali ke berapa saya ke Abbey Road. Namun, masih saja norak wara-wiri di zebra crossnya 😀 Nah, kalau ikutan tur, ini kali pertama. Untuk mengikuti The Beatles Walking Tour ini dikenai tarif £10 per orang dewasa atau sekitar 210.000 rupiah.

Meeting point telah ditetapkan di Tottenham Court Road Station. Nyaris jam 11 siang kami tiba di sana, sesuai yang disepakati oleh pemandu wisata yang bernama Richard Porter. Tidaklah sulit menemukan Richard karena ia benar-benar berdiri di muka gerbang stasiun bawah tanah itu. “Nah, itu dia pikir saya,” karena wajahnya sudah saya intip di internet.

Tanda ia sebagai pemandu wisata dicirikan dengan mengangkat brosur tinggi-tinggi 😀
Setelah memperkenalkan diri dan obrol-obrol sebentar, sayapun bertanya,
“Saya bayar turnya sekarang?”
“Nanti saja,” ujarnya. “Kita tunggu yang lainnya.”
Oh, baiklah.

Satu per satu peserta tur mulai berdatangan. Mereka pun menanyakan hal yang sama.
“Saya bayar sekarang?” ujar mereka.
Lagi-lagi Richard menolaknya.

Duh, jam sebelas lewat sudah, tapi kami belum berangkat juga. Karena ternyata Richard masih menunggu peserta tur lainnya. Setelah terkumpul sekitar 20 orang. Barulah Richard membuka perkenalan. Lalu mengulas awal karir The Beatles, kemudian ia sebutkan tempat-tempat di London yang menjadi saksi kesuksesan The Beatles.

Setelah perkenalan dan ringkasan kisah The Beatles perjalanan pun dilanjutkan yang tentunya dengan berjalan kaki. Tempat demi tempat kami tapaki bersama dalam dekapan London yang  dingin. Namun demikian tidak mengurangi keseruan tur kami. Udara dingin jadi tidak begitu berasa karena kami banyak berjalan yang tentunya menghasilkan panas tubuh.

Singkat cerita, The Beatles Walking Tour usai pukul satu lewat, dengan titik terakhir di Abbey Road Studio. Pasti Anda tau dong kepopuleran studio tersebut? Jika belum tahu, saya kasih bocorannya. Di studio inilah The Beatles merekam belasan albumnya. Mulai dari album pertama hingga album terakhir meledak di pasaran. Tak hanya booming di Inggris saja, tapi juga di belahan bumi lainnya termasuk Indonesia. Bahkan, kepopuleran The Beatles yang eksis pada 1960-1970’an itu hingga kini masih banyak disukai orang.

Beberapa waktu lalu saya nonton di youtube Tonight Shownya Desta-Vincent menghadirkan Ronal Suryapraja dan G-Pluck Beatles Band. Tuh ya.. segitunya itu fans di Indonesia. Padahal kayaknya cuman Kang Wawan aja yang ngejamin eksisnya The Beatles tahun 60-70’an 😀
Deuh, Kang Wawan… jadi inget Barata Band di Bandung 😀

Bahkan, The Changcuter, yang berkiblat ke The Beatles, para anggota bandnya mungkin kelahiran 80’an, padahal Beatlesnya aja bubar tahun 1970. Beuuhhh…. segitu kuatnya pengaruh musik The Beatles, ya?

Balik lagi ke  … lap..top…. The Beatles. Nah, album ke-11 The Beatles berjudul Abbey Road. Ini adalah album terakhir yang direkam di Abbey Road Studio. Setelah itu The Beatles bubar.

Cover album ini mengambil foto para pemain The Beatles yang berjalan di zebra cross tak jauh dari studio Abbey berada. Pada masa itu, apa-apa yang berbau The Beatles selalu nge hits. Tak hanya lagunya, gaya rambutnya, gaya pakaiannya, gaya kaca matanya John Lenon, penyebrangan jalan inipun ikutan populer. Banyak orang/pengemar The Beatles ikut-ikutan bergaya di sini.

Bayangin, The Beatles berpose di sini pada tahun 1969. Dan sekarang, 2016, 47 tahun kemudian,  masih aja orang-orang/pengemar The Beatles berpose di sini. Termasuk saya 😀
Ya, begitulah kepopuleran The Beatles.
Dan, hasil jalan-jalan kami itupun tayang di NET10 pada 31 Desember 2015 yang merupakan karya duet saya sama di doi. Heuheu… baru kali ini ditulisnya duet gitu 😀

*Closing yang kece di akhir tahun 2015. Semoga 2016 bisa lebih produktif lagi berkarya.
Dan, inilah penampakkan tayangannya, cekidot!

10 thoughts on “The Beatles Gak Ade Matinye

    1. Moga kesampaian mejeng dimarih. Sekalian Jelajahi kota2 di Inggris lainnya. Buat panduannya, jangan lupa beli bukuku yg berjudul Jelajah Inggris terbitan Elexmedia 😀

      Eeaaa…. modus… 😛

  1. The Beattleas itu lagu2nya sangat melegenda dan seolah tak lekang oleh waktu.. Hingga kini lagu2nya tetap enak terdengar di telinga.. Walaupun aku bukan pengagum berat grup band ini namun aku suka dengan lagu2nya….

  2. anjaaayy asyik banget ya mba tournya.. the beatles emang gak ada matinya. jangankan cangcuter adekku aja yang lahir 95 ngefans banget sama the beatles, kalo pulang dirumah muternya the beatles.
    temen kuliahku juga ada yang ngefans berat sama lagu-lagu the beatles.
    emang legend the beatles.

    asyik banget bisa foto berpose disitu ya mba, udah 47 tahun masih di kenal.
    perjalanan yang seruu ya mba?

komentar Anda