Category Archives: inggris dan ceritanya

Pasar Natal Meriahkan Suasana Natal dan Musim Dingin di Eropa

Natal di Eropa identik dengan banyak hal, pasar natal salah satunya. Bahkan sedari November London punya pasar natal yang super besar, namanya Hyde Park Wonderland. Sebuah mega pasar natal yang penuh dengan wahana-wahana seru.

Tak hanya wonderland, di banyak titik di kota London masih banyak pasar natal-pasar natal lainnya. Seperti di Soutbank, tak jauh dari London Eye.

Tumpah ruah orang-orang padati tempat ini. Tak hanya orang lokal tapi juga wisatawan. Puluhan stand yang ada di pasar natal ini 80-90%nya merupakan stand makanan. Bisa dibilang stand yang jual pernak-pernik natal hanya beberapa saja. Jadi konsepnya malah seperti tempat wisata kuliner malam hari.

Pasar malam yang digelar di pinggir sungai Thames ini sangat semarak sekali. Merupakan agenda tahunan yang banyak ditunggu orang lokal maupun wisatawan, baik dari luar kota maupun dari mancanegar. Karena natal tanpa pasar natal rasanya ada yang kurang. Jadi pasar natal merupakan elemen pelengkap natal.

Sayang, pandemi ini bikin semua pasar natal yang ada di Inggris skip. Bahkan London besok (16 Desember 2020) kembali Lockdown untuk ketiga kalinya. Huff..

Ya, anggap saja postingan video ini sebagai obat kangen bagaimana semarak dan serunya pasar natal di Inggris. Beginilah nuansa natal di Inggris sebelum pandemi. Jika video diatas merupakan pasar natal di London, nah video dibawah ini merupakan pasar natal di kota Birmingham, Birmingham Christmas Market.

Indahnya Musim Salju di Inggris, Musim Salju di Eropa

Seperti apa indahnya musim salju di Luar Negeri ataupun musim salju di Eropa, tepatnya musim salju di Inggris? Kamu bisa melihatnya di video saya berikut ini

Video hujan salju tersebut diatas ketika saya masih tinggal di rumah lama di kota Worcester. Biasanya salju turun di bulan Desember, Januari, bahkan Februari. Namun di musim dingin tahun ini salju belum turun merata di seluruh Inggris. Minggu lalu teman saya yang tinggal di Colchester Inggris sudah kebagian jatah turun salju.

Alih-alih turun salju, di kota kami beberapa hari ini malah diselimuti kabut. Tidak hanya di pagi hari saja, tapi kabutnya masih tebal hingga siang hari. Walhasil, weekend kemarin kami pergi belanja keluar rumah jam 10 siang hingga pukul 12 lebih suasana dan cuaca seperti pagi buta. Videonya bisa dilihat disini:

Begitulah inggris. Meskipun dingin, saat winter seperti ini tetap saja kami merindukan hujan salju. Winter tanpa salju rasanya kurang lengkap. Semoga si salju cepat turun di winter tahun ini.

Sambil nunggu salju pertama di kota yang baru kami tinggali ini, saya aplod dokumentasi video saya saat masih di rumah lama, worcester.

G30S Bristol, Beramal Sambil Have Fun

Sabtu pagi, 30 September kemarin, cuaca udah mulai dingin. Hujan rintik sedari subuh. Biasanya, hawa dan suasana gini waktunya malas-malasan tapi tidak untuk pagi ini. Ini pagi udah dinanti dari kemarin-kemarin. Pasalnya, obrol-obrol intens di WAG hari ini dieksekusi.

Cabut dari rumah jam 9, klo ngebut nyampe TKP mustinya tepat waktu. Tapi karena mampir dulu ke bakery untuk beli roti kesukaan si bungsu dan aku, terusnya lagi si bapak mau ambil lensa pesanan di kota sebelah, jadilah ngaret, ret. Nyampe TKP nyaris jam 11. Hadeuh..

Video lengkapnya disini: Charity event di Bristol

Acara pembukaan dan beberapa acara lainnya terlewat. Nyampe di sana pas anak-anak SD Meadowbrook paduan suara. Acara berlanjut tarian tradisional Indonesia, tari topi yang dibawakan anak-anak cute banget dan acara-acara lainnya.

Semua rangkaian acara tersebut merupakan bagian dari Coffee Morning MacMillan 2017. Apakah itu? Jadi, ini acara tahunan yang digelar teman kami Opy Sufinar, penderita cancer stadium 4 yang telah 5 tahun terkahir ini ia lawan. 

Disini, banyak sekali yayasan kanker yang bergerak menyuport para penderita kanker dalam segala hal. Tidak hanya dukungan finansial tapi ada juga bentuk lainnya, seperti dukungan moral serta adanya komunitas dan gathering-gathering seperti yang kami lakukan pagi ini. Membuat penderita kanker tidak sendiri. Bahwa mereka memiliki teman, saudara, komunitas dan orang-orang yang peduli, menyayangi.

Biasanya, yang namanya coffe morning ala mereka, acaranya simple. Berupa kumpul-kumpul sambil obrol-obrol di pagi hari dimana yang datang bawa kue, cake, dll. Trus sesama mereka saling beli barang bawaannya tersebut. Nah, uang yang terkumpul akan didonasikan.

Nah, coffee morning yang digagas Opy ini lain dari yang lain. Potensi orang Indonesia di Kota Bristol emang TOP. Para diaspora, profesional, pemuda dan pelajar di sini kompak dan memliki potensi yang luar biasa. Begitu gagasan Opy diluncurkan, semuanya bergerak cepat. Siapa nyumbang apa. Dari A sampai Z semuanya diatur manis.

Banyak stand tersedia. Aneka stand makanan dan minuman. Bakso, gado-gado, rendang, lontong sayur, jajanan pasar, es cendol. Wah, pokonya semua berlimpah ruah. Catatan, semunya disumbangkan oleh para donatur yang baik hati. Kita jajan-jajan sampai puas dong. Uang hasil penjualannya? didonasikan tentunya.

Tak hanya itu ada pula yang suport keahlian, waktu dan tenaga. Seperti stand pijat, stand face painting dan hena serta yang lainnya. Oiya, seperti tahun sebelumnya, Budi, suaminya Opy, merelakan rambutnya digunduli untuk penggalangan dana sekaligus sebagai bentuk dukungan yang ia berikan.

Eh ada juga raffle tiket, dimana semua hadiahnya dari para donatur, sedangkan semua hasil penjualan tiket 100% masuk kota donasi. Hadiahnya keren-keren pulak, aku dong.. dapat clutch cucok  😉

Acara makan-makan, ngopi-ngopi, nonton pertunjukan tarian, nyanyian serta ikut serta bernyanyi, menari dan bergembira adalah sebuah bentuk dukungan yang murah terasa. Bergembira, silaturahim, beramal, balas dendam santap kuliner indonesia yang jarang terpenuhi perut.

Alhamdulillah, acara berjalan lancar sesuai yang direncanakan, mulai jam 10 pagi sampe jam 1 siang. Ngaret-ngaret dikit okeylah. Secara, kita-kita tuh klo udah ngumpul kayak gini susah dibubarin 😀
Padahal tarian penutup sesuai tradisi udah dijabanin, “Maumere” n “Poco-poco” beuh.. ditambah “Goyang Dumang” pulak 😀 😀

Sambil tim sampu bersih beberes gedung sampe kinclong, tim keuangan negara itung hasil donasi, jumlah terus bergulir, terakhir menurut laporan terkumpul £1.400 atau sekitar 25 juta rupiah. Mayan banget kan..

Mau liat seperti para keramaian Gathering 30 September kemarin, ini dia liputannya

 

Mari Berwisata ke Patokan Waktu Dunia, Greenwich London

Bismillahirrahmanirrahim.

Greenwich, London

Assalamualakum semua..
Duh, udah lama banget ngak mosting euy. Kangen sih pengen nulis oleh-oleh hasil kelayapan sana-sini atau seengaknya mosting remeh temeh, tapi karena (sok) sibuk ngerjain ini itu plus klayapan sana-sini jadinya, gitu deh….

Baiklah, kali ini saya pengen otrat-otret hasil kelayapan 2 minggu lalu ke London.

Ini kali kesekian kami ke London. Iya lah, secara, kayaknya ini kota ke-2 setelah Bristol yang sering kami kunjungi. Tiap kali bilang kami, artinya saya dan suami. Secara, #duocj_aderos 😀

Kelayapan kali ini plus si bungsu, dalam rangka perpanjangan pasport si ganteng yang habis September ini. Makanya gak heran klo jalan bertiga. Ya lah, klo bukan karena alasan itu, manalah mungkin dia mau ikut 😀

Seperti biasa, perjalanan dari Worcester – London 2 jam lebih. Parkir mobil di Ealing Broadway, zona 3 jalur tube. Begitu mau bayar parkir. Yalloh, lupa. Ini hari kerja, artinya parkir jam-jaman. Biasa kami klayapan London weekend, artinya, parkiran cuman £1 doang, seharian penuh. Ya sutralah, itungannya, parkiran seharian penuh £10 (180k IDR). Jam-jaman £1. Kita masup jam hampir jam 10 lebih. Yasud, beli parkir sampe jam 6 sore. Kenafa? karena dari jam 6 sore ke atas free, nyampe besok pagi lagi. Bayarlah £8. Dari parkiran ke stasiun cuman selemparan batu.

Sesudah top up oyster card, capcus naik kereta menuju Kedutaan RI.
Stop bentar, buat kamu yang belum tau apa itu Oyster Card,

Pengen Praktis Jalan-Jalan di London, Pake ini aja!

Atau, bisa juga baca artikel yang saya tulis 3 taon laloe berikut ini:

Keliling London Pake Oyster Card

Singkat cerita, sampailah di Kantor Kedutaan RI yang baru.
Yang baru? iya. Baru aja pindahan beberapa waktu yang lalu. Jadi, ini kali pertama kami menginjakan kaki ke kantor KBRI yang baru, setelah sebelumnya sering bolak-balik kantor kedutaan yang lama. Yang mana kantor yang dulu jauh lebih cakepp…. hehehe.

Nah, di sini ada yang baru. Dimana layanan perpanjangan pasport dan lain sebagainya dilakukan secara online yang terintegrasi kedalam data basenya arsip Kedutaan RI di London. Jadi ngak usah ngisi formulir di TKP, trus ntar diupdate petugas di sana. Jadi kita bisa isi  formnya di rumah. Begitu juga yang pernah disampaikan Pa Gulfan saat saya obrol” sama beliau pada perayaan HUT RI ke-72 di rumah Pa Dubes tempo hari.

Setelah ini itu ini itu ini itu dan ada keribetan teknis yang bikin BT, singkat cerita, bereslah. Seperti biasa, pasport baru ntar dikirim ke rumah. Lalu? kemana kita? *mirip si Dora*
Ehmm… ntar, ngopi dulu dong ya..
Secara, lelah gitu bok.

Sejurus itu, saya kontak Pa Dimas, Humas KBRI yang selama ini ketemuan klo ada event aja. Tak lama, nongol deh di teras kantor. Di sebelahnya kan ada tukang kopi tuh. Kopi, obrol-obrol sambil moyan aka bejemurlah disana. Mumpung ada matahari, hangat…

Beres ngupi plus obrol-obrol, kemana lagi kita?
*Dora lagi* 😛
Capcus makan siang…

Tadinya, optionnya mau makan di blok sebelah kantor KBRI. Tapi bok.. itu warung” tenda sepanjang jalan kenangan itu penuh. No wonder, da emang waktunya orang kantoran makan siang. Padahal warung” itu tebarkan aroma sedap yang bikin netes air liur dan cacing perut ngamuk.

Baiklah, option kedua. Merapat ke warung rumpi. Apa, dimana, seperti apa warung rumpi tersebut? Ntar saya mau bikin vlognya perjalanan ini tapi blom sempet aja. So, kamu bisa intip warung makan di London ini. Barangkali aja pas kamu traveling ke London pengen nyari makanan Indonesia. Mau intip seperti apa penampakan warungnya? Ini dia!

Cari Makanan Indonesia di London? Kesini aja!

Pas nyempe warung, cipika-cipiki sama Mba Wati, ownernya yang baik hati. Makan sambil ngobrol kesana-kemari. Perut kenyang, sampe-sampe kengantukan, apalagi cuara panas. Kenyang + mager + hawa panas + lelah = ngantuk 😀

Tapi, mau ngak mau musti cabut… udah tanya ke Mba Wati, destinasi seputaran apa yang bisa diliput sekitar situ. Option A, B, C, D. Yasud, pamit…
Tak lupa aku dioleh-olehi barang berharga, hasil beliau mudik kemarin. Jengkol muda! 😀
Heuheuy..

Option yang dibincangkan tadi mentah semua. Jadinya spontan langsung merapat ke Greenwich. Perjalanannya mayan jauh sih dari sini. Pake bus sekitar sejam. Abisnya banyak brenti n macet kan. Tak apalah, woles aja, lagi pengen naek beus sih soalnya, sambil keliling London, nyantei ini.
Oiya, kita melewati Big Ben yang lagi gak cantik. Karena 1/3 body menaranya ditutupin plus “pakuranteng” scaffolding. Tak lain karena Big Ben lagi cuti beberapa taun kedepan. Dalam rangka perbaikan.

Otrey, sampailah kami ke “Patokan Waktu Dunia” Greenwich (dibaca: Greenich)
Sebenarnya itu bukan kali pertama kami ke Greenwich, tapi beberapa kali ke sini waktunya kurang pas. Alias lagi spring atau Autumn gitu deh. Sehingga ngak napsu untuk rekam-rekam 😀
Barulah kali ini semangat untuk dibikin Vlognya. Karena cuaca lagi kece, lagi mood pula nampang-nampang depan kamera.
Dan, voila… inilah dia Vlognya (udah tayang di NET10 kemarin) 😉

Takut bacanya kepanjangan n bikin kamu bosen, saya cukupkan sekian dulu ya jalan-jalan kita kali ini. InsyaAllah nanti saya posting hasil kelayapan lainny di London. Dimana saya berkesempatan nonton Pertunjukan Setan Jawa-nya Mas Garin Nugroho yang keren banget.

Bye.. sampe jumpa di postingan berikutnya.
(Klo gak lupa n gak males mosting itu juga) 😀

Wassalam…