Category Archives: Koran

Ini Dia Terowongan di Perut Sungai Thames

Sungai Thames merupakan sungai terpanjang di Inggris. Sungai sepanjang 346 kilometer ini melintasi banyak kota, salah satunya melintas di Kota London. Hal ini menjadikan Thames sebagai salah satu ikon London. Dimana London Bridge, Gedung Parlemen, London Eye dan masih banyak lagi ikon London lainnya dekat ataupun melewati sungai masyur ini. Tak lupa, di sepanjang sungai inipun kita bisa menaiki cruise sambil berwisata air.

Destinasi-destinasi yang saya sebutkan di atas tadi tentunya sudah sangat familiar sekali di telingga para wisatawan. Namun tahukah anda, ada sebuah destinasi wisata yang unik dan menarik lainnya di salah satu sudut sungai ini yang tidak banyak diketahui para pelancong. Namanya Greenwich Foot Tunnel yaitu terowongan dalam Sungai Thames yang menggabungkan dua daratan. Terowongan ini khusus untuk pejalan kaki.

Awalnya terowongan yang mulai beroperasi pada tahun 1909 ini dibangun untuk memfasilitasi warga (para pekerja) yang tinggal di sisi selatan Sungai Thames menuju dermaga London.

Hal ini menjadi sangat ekonomis, efektif dan efisien. Dibandingkan jika mereka harus menggunakan perahu kecil ataupun kapal ferry (pada waktu itu) yang tentunya memakan waktu dan uang. Dua daratan yang terpisah oleh sungai lebar inipun kini mudah ditempuh.

Seiring berkembangnya London sebagai tujuan wisata, terowongan di perut sungai inipun menjadi salah satu objek wisata yang menarik.

Untuk memasuki terowongan yang buka 24 jam ini tidak dipungut biaya. Diantara terowongan terdapat 2 dom atau bangunan berkubah yang berfungsi sebagai pintu masuk menuju terowongan. Dari dom yang berdinding merah bata dan berkubah kaca ini kita menuju bawah tanah dengan kedalaman sekitar 15 meter. Tersedia tangga manual dan lift yang cukup luas yang bisa memuat hingga 20 orang.

Lepas dari ujung tangga/lift barulah kita memasuki terowongan yang nyaman dan cukup luas. Terang benderang pula. Lebarnya sekitar 3 meter yang terbagi dalam dua jalur, pulang dan pergi. Panjang terowongan ini sekitar 370 meter.

Kontruksi dan struktur bangunannya yang kokoh membuat saya tidak waswas berjalan di dalam terowongan perut sungai yang usianya lebih dari seabad ini.

Menurut catatan, dalam setahunnya sekitar 1,5 juta orang hilir mudik dalam terowongan ini. Baik mereka yang merupakan warga sekitar maupun para wisatawan.

Greenwich Foot Tunnel berada diantara dua taman yang memiliki keindahannya masing-masing. Yaitu sisi masuk dari Island Gardens dan pintu keluar terowongan menuju Cutty Sark Gardens.

Oleh karena itu, lepas dari Greenwich Foot Tunnel jangan buru-buru pulang.  Nikmatilah keindahan pinggiran Sungai Thames dulu. Jika ingin sedikit ramai oleh lalu lalang wisatawan, aneka sajian resto dan menikmati sajian musisi jalanan bersantailah di Cutty Sark Gardens. Namun jika ingin menyepi menikmati ketenangan, bersantailah di Island Gardens.

Di kedua tempat ini terdapat banyak bangku taman yang menghadap sungai lepas. Sementara di seberang sana terdapat bangunan-bangunan yang indah baik yang klasik maupun yang modern.

Mau lihat keindahan Sungai Thames dari sisi yang lain? Ini dia! Intip deh videonya 😉

Eloknya Tepian Sungai Thames di Oxford

Naik Apa?

Jika Anda melancong ke London, menggunakan transportasi umum jauh lebih mudah dan murah. Ada banyak pilihan transportasi umum yang bisa Anda gunakan selama melancong di London. Diantaranya kereta bawah tanah atau underground, bus dan LDR atau Docklands Light Railway.

LDR adalah moda transportasi London sejenis monorel dengan jalur trek khusus. Melewati Sungai Thames serta berada di atas jalur darat yang  hiruk pikuk nan padat.

Untuk mencapai Greenwich Foot Tunel dari arah Utara, seperti jalur yang saya lalui, gunakanlah DLR menuju Lewisham. Turun dari sana sedikit berjalan menuju Islands Garden. Sampailah kita di pintu masuk menuju Greenwich Foot Tunnel.

Intip perjalanan saya jalan-jalan keliling London dengan hanya £11 saja di sini!

Keliling London £11

Mau wisata gratisan di London? Mari merapat di artikel saya berikut ini!

Wisata Gratisan Di London

 Pemandangan lain di Island Gardens dan Cutty Sark Gardens

Seperti yang saya ulas di atas, terowongan ini menggabungkan dua daratan di pinggiran Sungai Thames. Dimana di kedua sisi sungai ini memiliki pemandangan yang cantik. Untuk diketahui, dermaga London telah hidup sejak berabad silam. Selain sebagai tempat singgah kapal dari dan ke luar negeri, kawasan Greenwich merupakan salah satu kawasan yang disukai oleh raja-raja Inggris sejak jaman Tudor. Untuk itulah di abad ke-15 di kawasan Greenwinch ini dibangun komplek istana The Palace of Placentia.

Meski masa 5 abad telah berlalu, namun kemegahan Palace of Plancentia ini bisa kita saksikan dari Islands Garden. Kompleks istana ini nampak indah dari kejauhan. Dimana kapal-kapal ferry melintas di sungai Thames berlatar belakang Palace of Placentia yang megah dan agung. Cantik sekali.

Sementara itu, jika kita telah menyeberangi terowongan, kita akan saksikan pemandangan lain di Cutty Sark Garden. Selain bisa melihat kemegahan kompleks istana Palace of Plancentia dari jarak dekat, kita juga bisa menikmati kemegahan kapal Cutty Sark.

Cutty Sark adalah kapal layar yang ukurannya sangat besar sekali. Cutty Sark dibuat pada abad ke-19. Semasa masih beroperasi, kapal super jumbo ini sering mengangkut barang niaga dari dan ke Asia dan Australia.

Dua abad telah berlalu, namun kegagahan Cutty Sark masih bisa kita temui di dermaga ini. Tapi Cutty Sark sudah tidak beroperasi sejak semenjak tahun 1957. Ya, kapal megah ini beralih fungsi menjadi objek wisata. Pada tahun 2007 Cutty Sark pernah terbakar hebat. Diperlukan waktu 5 tahun untuk memperbaikinya. Akhirnya pada 2012 Cutty Sark dibuka kembali sebagai objek wisata sejarah yang memaparkan sejarah kelautan Inggris.

Kapal yang diseting museum merangkap restoran ini terlihat indah, baik dari dekat maupun dari kejauhan. Apalagi jika senja telah tiba, gelap di area sekitar membuat Cutty Sark lebih cantik oleh cahaya lampu.

 

Keindahan lainnya, bisa kita lihat di pesisir Sungai Thames, jejeran bangunan klasik dan modern berpadu bersama.

Artikel ini tayang di Koran PR, minggu, 20 Maret 2016

Tulisan Perjalanan di Koran

ELOKNYA TEPIAN SUNGAI THAMES DI OXFORD

Sungai Thames mengalir sepanjang 346 km. Antara Gloucestershire – London. Sepanjang alur sungai tersebut Oxford salah satu kota yang dialirinya.

Di inggris, pinggiran sungai bisa menjadi objek wisata, tempat rileksasi, tempat berolah raga, tempat bercengkerama bersama teman dan keluarga. Terlebih apabila pinggiran sungai tersebut memiliki panorama alam yang elok juga didukung semesta bangunan nan indah seperti di penggiran sungai Thames di kota Oxford ini. Sempurna sudah.

Suasana dan pemandangan sore hari di tepian sungai Thames ini terasa lebih indah saat musim gugur. Pantulan sinar mentari senja jatuh di permukaan sungai, bak cermin alam berwarna kuning keemasan. Daun-daun kuning nan mengering jatuh di kaki pepohon, menebar di tanah.

Orang-orang lalu lalang sekadar berjalan-jalan sore bersama orang terkasih, duduk-duduk santai menikmati suasana senja nan keemasan. Adapula yang berolah raga khusuk, jogging, lari sore, bersepeda, banyak pula yang berolah raga dayung di sini.

Seperti halnya tempat wisata lainnya di inggris, di sini terdapat cafe dan restoran. Jika Anda ingin merasakan sensasi menaiki cruise cukup sediakan uang 7 pounsterling atau sekitar 150 ribu rupiah untuk 40 menit berlayar di sungai thames yang indah ini:

N10, NAdes16, 30102015

Cerpen Anak di Majalah Soca/Koran Sinar Harapan

SOCA adalah sebuah nama majalah. Singkatan dua anak bocah laki dan perempuan. Yaitu Soni dan Caca. Tulisan saya pernah dimuat beberapa kali di sana. Untuk genre jalan-jalan, flora, feature, dan liputan khusus. Selengkapnya bisa dilihat di sini. Karena saya penulis kutu loncat, alias penulis segala macam genre, tergantung mood datang, saya pun mencoba mengirimkan cerpen anak ke sana.

Tidak seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya, Soca bertransformasi, dari format majalah menjadi format koran, yang menginduk pada Sinar Harapan. Jadi, untuk 4 tulisan saya sebelumnya masuk di Majalah Soca, kalau yang cernak ini masuknya ke koran Sinar Harapan SabtuMinggu. Tapi teuteup dua lembar rubrik anak-anak ini bernama SOCA.

Cerpen anak yang saya kirimkan ke SOCA berjudul Konde Leluhur dan dimuat dengan judul yang sama seperti yang saya kirimkan. Konsep cerita ini muncul ketika saya masuk dalam sebuah kelas cernak yang isinya satu guru keren dan 4 murid yang tak kalah keren 😉

Salah satu murid tersebut ada yang bernama Tary. Nah, saya tuh kadang mengambil nama tokoh cernak yang saya buat dari nama-nama orang terdekat saya. Misalnya, nama anak saya sendiri, nama teman-temannya anaks saya, nama ponakans, nama sepupus, nama temans dan relasi. Dengan catatan, namanya menarik, mudah diingat, mudah dibaca, keren, ngak jadul.

Nah, karena waktu itu saya satu kelas dengan Tary, maka nama itulah yang saya ambil untuk tokoh cernak yang saat itu harus saya selesaikan sebagai PR.

Dan berikut ini cernak saya dalam naskah lengkapnya:

Konde Leluhur
(Rosi Meilani)

 Beberapa hari lalu, telah terjadi pencurian di istana. Pencuri berhasil mengambil kotak perhiasan Sang Ratu. Beruntung aksi tersebut berhasil digagalkan. Ketika Si Pencuri melewati benteng istana, pengaman istana yang bernama Paman Arya memergokinya.  Paman Arya mengejar pencuri yang ternyata Si Codet. Pencuri paling berbahaya di negeri itu. Terjadilah aksi kejar-kejaran.

Si Codet pontang-panting. Ketika akan menyeberangi sungai, ia terpeleset, lalu terjatuh. Berhamburanlah hasil curiannya. Paman Arya mencoba mengejar Si Codet. Namun tak terkejar.  Lagi pula Paman Arya harus segera memunguti perhiasan Ratu sebelum terhanyut aliran sungai.

Sesampainya di istana, Paman Arya menyerahkan kotak perhiasan kepada Ratu. Namun wajah Ratu terlihat kuyu

“Mengapa Ratu terlihat sendu?” tanya Paman Arya.

“Terima kasih atas usaha yang paman lakukan. Tapi ada satu barang yang hilang,” jawab Ratu.

“Apakah itu?”

“Konde Leluhur. Konde pemberian leluhurku yang diwariskan secara turun-temurun. Konde itu sangat berharga untukku,” lirih Ratu.

***

Seperti biasanya, sepulang dari hutan untuk mencari kayu bakar, Tary berjalan menyusuri sungai. Tiba-tiba matanya terkena silau sebuah benda. Tary segera menghampiri sumber kilau. Lalu  memungut benda yang tersangkut di ranting pohon tepi sungai itu.

“Eh, ini kan konde? Bentuknya indah sekali.” gumannya sambil mengamati  konde yang bersemat taburan bebatuan bening nan berkilauan. “Apakah ini yang disebut dengan batuan berlian itu? Ehm, entah lah. Yang jelas, konde ini akan kupakai saat parade besok lusa.” lanjutnya.

Hari dinanti tiba. Tary didandani oleh Ibu. Ia memakai pakaian adat dan diberi riasan sangul di kepalanya. Setelah itu Tary menyelipkan konde di sangulnya, tanpa sepengetahuan Ibu. Lalu Tary diantar Ayah ke istana.

Di halaman istana tengah digelar perayaan ulang tahun Ratu Amira. Acara dimeriahkan parade anak-anak yang berpakaian tradisional. Meski acaranya berlangsung meriah, tapi Ratu Amira terlihat gundah.

***

Ketika iring-iringan parade dimulai, Tary menjadi pusat perhatian. Karena sangulnya memancarkan kilau ketika terkena sinar matahari. Ratu Amira  terperanjat . Seketika ia berdiri dari singgasananya di teras istana itu.

“Paman Arya, bawa anak itu kemari!” titah Ratu menunjuk ke arah Tary.

Paman Arya bergegas. Sayang, Paman Arya kalah cepat dengan Si Codet. Tary diculik oleh Si Codet.

Rupanya semenjak pencurian tempo hari ini, Si Codet terus mengintai istana. Ia masih penasaran ingin memiliki konde leluhur yang sangat bernilai tinggi. Ketika  menyusup saat parade, ia tahu benar, bahwa konde yang dipakai oleh Tary adalah konde yang diincarnya sedari dulu.

“Tolong … tolong …,” Tari meronta-ronta saat tubuhnya dipikul di pundak Si Codet.

Codet berlari kencang. Paman Arya mengejarnya. Orang-orang yang berada di sana terlihat bengong dan bingung. Apa yang terjadi, pikir mereka. Lalu Paman Arya berteriak.

“Penculik … penculik …,” pekiknya. Serta mertalah orang-orang ikut mengejar Si Codet.

Dasar Si Codet penjahat ulung, ia menyambar kuda istana. Lalu menungganginya. Sedangkan Paman Arya dan yang lainnya hanya bisa mengejarnya dengan berlari saja. Hingga tertinggal.

Melihat situasi tersebut, Tary langsung mencabut kondenya. Lalu ia tusukkan ujung konde yang tajam itu pada punggung Si Codet.

“Awww … ” Si Codet kesakitan, tapi Tary belum juga terlepas dari pundsak Si Codet. Sekali lagi Tary menusuk punggung Si Codet.

“Aww …,” Si Codet kesakitan. Kali ini, terlepaslah Tary.

Tary terpelanting. Untunglah sebelum jatuh ke tanah, badan Tary berhasil ditangkap Paman Arya. Selamatlah Tary.

Kejadian itu membuat heboh pesta ulang tahun Ratu. Namun demikian, Ratu Amira kini berbahagia. Karena Konde Leluhur telah kembali ke tangannya. Karena aksi Tary yang sangat cerdas dan berani, Ratu Amira memberikan hadiah kepada Tary. Berupa konde lainnya. Namun kecil dan mungil. Semungil tubuh Tary.

*****************************************

Demikianlah naskah aslinya yang saya kirimkan ke SOCA. Nah, yang di bawah ini adalah penampakkan cerpennya yang sudah tayang. Ayo pelajari! Bagian mana yang diedit! Dengan begitu, kita jadi tahu dan bisa membandingkan serta mengambil ilmunya.

Cerpen anak di majalah soca
Cerpen Anak Soca, dimuat 10 Mei 2015

 

Tips menulis cerpen anak kali ini adalah:

  • Pilih nama tokoh cernak yang keren, unik, mudah dibaca.
  • Gunakan kalimat efektif.
  • Hindari kalimat bersusun. Karena kita sedang menyuguhkan bacaan untuk anak-anak. Jadi buat kalimat sesimple mungkin.
  • Pesan moral. Ini yang penting!

Hmm.. menurut kalian, pesan moral dari cerpen anak ini, apa ya?…..

Oiya, buat kamu yang mau ngirim cerpen anak ke Soca, catet alamat imel berikut ini: redaksisoca@sinarharapan.co.id

KIBAR Spring Gathering 2015

Pada 2-3 Mei 2015 lalu keluarga muslim Indonesia melaksanakan hajat besar berupa kumpul bersama di The Bordesley Centre, Stratford Road, Birmingham, bertajuk KIBAR Spring Gathering 2015.

Acara yang digelar setahun dua kali ini selalu mendatangkan pembicara/penceramah utama dari tanah air. Untuk Kibar Spring Gathering kali ini, panitia KSG mengundang Bapak Habiburrahman El-Shirazy, yang biasa disapa Kang Abik, penulis best seller novel islami. Bagi para pencinta novel islami dan penikmat film islami tentu sudah tak asing dengan nama beliau. Dua novel best sellernya yang juga sukses difilmkan adalah Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih.

Seperti Kibar Gathering sebelum-sebelumnya, dihadiri pula Duta Besar Indonesia untuk Irlandia dan Britania Raya, Bapak T.M. Hamzah Thayeb beserta istri dan rombongan dari KBRI London.

KGS yang mengangkat tema “Enriching Civil Society” ini dihadiri sekitar 350 peserta yang datang dari berbagai penjuru Inggris Raya. Dari Skolandia (Aberdeen, glasglow, Dundee, Edinburgh). Dari Belfast Irlandia. Dan peserta terbanyak tentunya berasal dari England, diantaranya dari kota Birmingham sebagai tuan rumah, London, Bristol, Worcester, Manchester, Oxfordshire & Swindon, Leicestershire, Nottinghamshire, Newcastle, Southampton, Sheffield, Leeds,  dan kota-kota lainnya.

Kang Abik mengisi dua sesi kajian/ceramah/dialog/diskusi yang berjudul Moeslem Role in Developing Civilization. Sesi lainnya berupa sambutan dari Duta Besar Indonesia untuk Irlandia dan Britania Raya, Bapak T.M. Hamzah Thayeb, Ketua Panitia KSG 2015 dan ketua KIBAR.

Selain acara utama dibuka juga sesi lainnya di ruang terpisah. Diantaranya untuk anak-anak dan muslimah. Untuk kelas muslimah mengambil tema keluarga dan karir.

Hari pertama berlangsung padat, diawali dengan registrasi di jam 9 pagi hingga berakhir pada jam 9 malam. Disambung hari kedua dengan kegiatan olah raga, games, cerdas cermat, dan pertunjukkan anak-anak.

Untuk para pria diadakan tanding fulsal antar lokaliti pengajian. Pengajian Al Hijrah Bristol dan Pengajian Manchester berhasil masuk final yang dimenangkan oleh tim sepak bola Pengajian Manchester. Untuk para ibu dan remaja putri berlangsung olah raga ringan yang lebih ke permainan tradisional berupa gobak sodor.

Acara yang paling dinanti di hari kedua adalah bazaar. Betapa tidak, aneka jajanan, makanan, minuman khas Indonesia tersedia di sini. Gudeg, sate, sate padang, bakso, siomay, bubur ayam, pempek, getuk, onde, es cendol dan masih banyak lagi menjadi obat kangen akan makanan Indonesia.

Liputan acara tersebut telah dimuat di koran Tribun Timur edisi 7 Mei 2015 dan berikut penampakkan artikelnya 😉

Kibar 2015 tribun

Sedangkan berikut ini merupakan penampakkan videonya,