Tag Archives: vlog jelajah inggris

Makan Vegetarian di Longrain Restoran Indonesia di Inggris, Jadi Begini Rasanya Jantung Pisang?!

Restoran Indonesia di Inggris Longrain

Ini kali kedua kami (saya dan suami) traveling ke Kota Brighton, Inggris Selatan, sekaligus juga kali kedua makan di restoran Indonesia yang ada disana. Yang mau kepoin penjelajahan saya seharian penuh di kota yang nyentrik kamu bisa intip di link bawah ini:

Brighton punya pantai cantik, ada bangunan megah kayak masjid, liat kehidupan malamnya, mampir ke restoran Indonesia disana, Longrain namanya.

Jika kali pertama saya makan dengan menu rendang padang dan gulai bebek khas Aceh, dinner kami kali ini mencoba menu lainnya. Dengan pembuka spring roll alias lumpia. Satu porsi isi tiga. Lanjut bakwan sweet potato aka bakwan ubi manis. Ubi manis dibikin bakwan? aneh ya kedengerannya ya? tapi enak juga loh.

Ada cerita unik soal makanan yang satu ini. Sebelum makanan tersaji, kami diijinkan pemilik restoran untuk masuk ke dapurnya. Wow, tamu lain mana boleh ngintip rahasia dapurnya. Nah saat kutanya ini apa? Bang Chandra, ownernya, bilang ini bakwan. Saya sela, oh.. ini kalau di tatar sunda namanya bala-bala.

Eh, salah satu chefnya yang bule nyeletuk.
“Iya.. iya ini bala-bala!”
Lah, kok dianya tau.
Eternyata tu bocah anak Indo. Bapane wong Inggris, mamahnya orang Sunda, orang Bandung. SeBandung dong kita 😀

Cerita punya cerita ternyata dua chef yang kerja di Longrain ini anak blasteran Indo-Inggris. Video lengkapnya kamu bisa kepoin disini:

Balik lagi, keluar dari dapur, kembali menyantap yang lainnya, lanjut sate ayam. Satenya gak pake nasi tapi. Tenang, itu baru appatizernya doang. Lanjut pesan minum yang seger-seger. Entah apa namanya lupa blue cloud apalah gitu. Pokonya warnanya biru muda ada putih-putihnya. Emang kayak cloud sih, awan yang cantik. Gak tau namanya apa, pokonya enak, seger. Birunya dari blueberry beserta buah lainnya. Putihnya dari santan. Iya santan! Kedengarannya aneh ya? tapi yakinlah rasanya enak. Si abang ownernya ini emang pinter ngeracik food n Bev.

Sementara itu, si abang nawarin menu baru dari Longrain. Menu Vegetarian, judulnya Hiroshima apa..gitu.. pokonya itu satu plate besar isinya sayuran semua, nasinya dikit. Sayurannya rame, bukan sayuran mainstream orang Inggris. Satu diantaranya ialah jantung hati jantung pisang. Si abang awalnya bilang pucuk pisang. Aku agak loding bentar. Pucuk pisang? jantung pisang maksudnya yekan? iyes.

Ini kali pertama saya makan pucuk cinta ulampun tiba pisang aka jantung pisang. Padahal di Indonesia ini adalah makanan yang lumrah, tapi saya belum mencobanya. Eh, pertama kali makan beginian malah negri orang. Rare banget sih ini. Kesimpulannya ialah: enyak..enyak..enyak….

Lanjut!
Sambil minum yang seger-seger sambil cerita banyak hal. Biasalah, orang kita klo ngobrol gak ada hentinya. (Maksudnya “kita” ialah Indonesia yang tinggal di luar negeri).
Udah ngobrol ngaler ngidul waktu sudah menunjukan jam 10an.

Karena tadi saya udah pesan si Hiroshima, kang kameramen blom makan yang nendang. Yasutra, pesan rendang. Eh aku dipesenin kari bebek pula. Lanjut lagi.. gendut.. gendut deh! 😛 Eternyata, porsinya banyak,  dimakan dikit, sisanya? bungkus….

Saat kang kameramen makan, si abang lapar juga rupanya “coba abang minta rendang juga” kata si Bang Chanda ke karyawannya. Setelah tersaji di plate besar. “Wah banyak nih, enak loh, ayo bantuin saya!” Lha?! hahaha…

Rendangnya sebagian dihibahkan ke piring kang kameramen.
“Coba!” kata Kak Lorena, istrinya Bang Chandra, ikut ngeduk (sunda-red) itu rendang.
“Ayok kakak, coba ini, enak loh! banyak ini!” kata si abang.
Akupun ikutan ngeduk.
Lah udah kayak aku klo makan indomie, anakku ngeduk, suamiku ngeduk juga wkwkwk..

Urusan makan semuanya udah rebes. Tapi masih aja ngobrol-ngobrol. Dapur udah tutup, karyawan satu persatu pamit. Ini kita nunggu diusir apa gimana ya? hahaha..
Ka Lorena yang sedari tadi pamit mau pulang duluan dari jam 9an malah ikut seru-seruan ngobrol sampe tutup warung.

Udah ah, udah jam 11 lewat, klo kita ga pamit, terus aja ngobrol kali. Semua lampu dimatikan. Restoran dikunci. Kami diberi tumpangan ke tempat parkiran. Eh malah diajak jalan-jalan keliling kota Brighton jelang tengah malam itu. Indah sih kotanya. Sampailah kita di tempat parkir.

“Makasih Bang Chandra, Kak Lorena. Sampai jumpa kapan-kapan klo ke Brigton lagi!”

Bye….

Sungguh malam minggu malam yang panjang. Beneran panjang ini mah.
Pulang.. sebelum Cinderela berubah jadi upik abu 😀

Ada Toko Bali di Inggris

Gak banyak orang tau bahwa Inggris punya sebuah pulau kecil yang bentuknya mirip Bali. Iya, pulau Balinya Indonesia. Nah, Pulau Bali versi Inggris ini namanya Pulau Isle of Wight, terletak di Inggris Selatan.

Jadi tuh ya, pulau Inggris yang selama ini ngejeblag kamu liat di peta dunia itu gede kan ya? nah disebelah bawahnya ada pulau kecil. Di google map kalau gak di zoom gak kelihatan.

Selain bentuknya seperti Pulau Bali, karakter pulaunya pun seperti Pulau Bali. Beberapa persamaannya ialah:

  • Sama-sama sebagai pulau wisata
  • Sama-sama punya banyak pantai
  • Sama-sama pantainya cantik
  • Sama-sama menjadi buruan para wisatawan
  • Sama-sama akan penuh padat jika musim liburan tiba, seperti halnya musim panas
  • Sama-sama bisa nyeberang dari main land ke sini, kayak nyebrang pake ferry ke Bali

Seperti apa keseruan nyebrang pulau dari mainland ke Isle of Wight kamu bisa lihat disini, itu kapal-kapal pesiar bolak balik depan mata: SERUNYA NAIK FERRY KE PULAU BALINYA INGGRIS

Dan yang paling surprise, disini ada Toko Bali, alias Toko yang menjual produk-produk Bali. Nama tokonya OASIS. Segala pernak-pernik Bali lengkap disini. Mulai dari piring rotan,  kain bali, hingga furniture ukuran besar. Eh, yang menariknya, disini dijual kaos I Love Bali juga. Yang menarik lainnya

Pemiliknya bernama Pak Alan, orang Inggris asli. Orangnya ramah. Ketika kami kesini disambut hangat. Karena kebetulan Pak Alan ini temannya Pa Wayan. Orang Indonesia yang sudah puluhan tahun tinggal di Isle of Wight. Kalian bisa ikutin obrol-obrol saya bersama pa Wayan disini: ORANG INDONESIA KERJA DI INGGRIS, BIDANG PESAWAT TERBANG

Banyak kejutan-kejutan menarik lainnya ketika kami ke Toko Bali yang ada di Inggris ini. Salah satunya adalah interiornya. Di salah satu bagiannya ada dinding bambu alias “gedeg”

Cerita dibalik gedeg itu cukup menarik. Selengkapnya klik aja video dibawah ini, tapi bentar, Buat kamu yang mau lihat seperti apa kehidupan kami orang Indonesia di Inggris, kamu bisa sukreb YOUTUBE ROSI MEILANI dan jangan lupa tekan loncengnya biar kamu bisa dapat informasi dan video-video terbaru dari sana. Beragam cerita: kisah sukses para diaspora indonesia di inggris, jalan di london, kuliner di london, kisah inspirasi, kerja di inggris, kuliah di inggris dsb

 

Ke Clifton Bridge Ikonnya Bristol, yuk!

Sebetulnya Kota Bristol udah jadi kota kedua buat kami. Secara, di sinilah tempat ngumpulnya diaspora Indonesia yang kebanyakan tenaga profesional di bidang kedirgantaraan. Maklum bapak-bapak, ibu-ibu yang tergabung dalam Komunitas Pengajian Al_Hijrah tempat kami bernaung, awalnya mayoritas X IPTN aka PTDI. Tau kan IPTN? Ituloh perusahaan pesawat terbang yang dirintis Pak Habibie?

Jadi, sudah 7 tahun lebih kota ini kami kenal. Bristol-Worcester udah kayak Bandung-Cimahi aja gitu 😀

Tapi entah kenapa, setelah beberapa tulisan perjalanan saya mejenk di berbagai koran dan majalah tanah air serta merambah CJ untuk NET TV, baru kali ini kami sengaja, seurieus meliput Ikon Bristol bernama Clifton Bridge. Lah, kemarin-kemarin kemana aja, pa? bu? 😀

Clifton Bridge adalah sebuah ikon Kota Bristol. Disebut juga Suspension Bridge atau jembatan gantung. Dibangun tahun 1829 hingga 1830. Didesign oleh Sir Isambard Kingdom Brunel. Jembatan ini memiliki panjang 412 meter, sedangkan tingginya 101 meter.

Dilihat dari usianya, jembatan ini sudah tua dong ya? 176 tahun gituloh. Tapi, jangan salah, walaupun sudah tua namun jembatan ini masih beroperasi.

Clifton Bridge dibuat tidak hanya untuk pengguna kendaraan bermotor saja, tetapi juga untuk para pejalan kaki. Terdapat dua ruas pedestrian di sisi kiri dan kanan jalan jembatan yang berpagarkan besi nan kokoh sehingga memberikan rasa aman bagi orang yang melewatinya.

Lokasi jembatan ini posisinya sangat strategis untuk dijadikan objek wisata andalan Bristol. Selain kekuatan wisata dari jembatannya itu sendiri juga karena jembatan ini terletak diantara ngarai yang menawarkan pesona alamnya.

Di jalur pedestrian banyak pejalan kaki, yang kebanyakannya wisatawan, bisa mengambil gambar dan berselfie ria. Tak hanya itu, kitapun bisa melihat pemandangan sungai dan alur jalan dari ketinggian, indah banget pokonya.

Di dekat Clifton Bridge ini ada objek wisata menarik lainnya yang tak kalah seru untuk dijajal, yaitu goa raksasa. Seperti apa penampakkannya? Intip aja artikel saya berikut ini:

Ada Goa Raksasa di Kota Bristol

Pemandangan dari Clifton Bridge ke sekitar ngarai yang indah membuat lokasi ini sering dijadikan tempat syuting film, program tv dan tentunya tempat selfie dong… 😉

Keindahan Clifton Bridge tidak hanya di siang hari saja, tetapi juga ketika sunset dimana kita bisa melihat keindahan Kota Bristol dari ketinggian. Dimana jembatan ini dihiasi 2796 lampu led yang hemat energi. Suasana pada malam hari di sekitar jembatan menjadi semakin romantis.

Gimana romantisnya jembatan ini kala senja? Cekidot dimarih! 😀

Net10. NAdes,13092016

Oiya, kalau udah lelah dan lapar jalan-jalan di Kota Bristol, kamu bisa makan di restoran halal bercita rasa Timur Tengah, ini dia bocoran tempatnya:

Kuliner Libanon di Bristol Inggris, Round Four, Cukup Untuk 7 Perut

Llanfair­pwllgwyngyll­gogery­chwyrn­drobwll­llan­tysilio­gogo­goch, Desa Dengan Nama Terpanjang se-Eropa

Seperti yang saya bilang di sini, sesuatu yang “TER” itu biasanya menarik untuk diperhatikan.

Setelah saya posting rumah terkecil se-Britania Raya,

kali ini saya akan mengajak Anda mengunjungi sebuah desa dengan predikat desa terpanjang namanya se-Inggris Raya bahkan se-Eropa. Letak desa ini ada di Wales yang merupakan Negara Bagian Inggris.

Dari serangkaian road trip musim panas kemarin itu, saya sengaja memasukan destinasi desa ini. Ada yang bisa melafalkan nama desa berikut ini gak? Llanfair­pwllgwyngyll­gogery­chwyrn­drobwll­llan­tysilio­gogo­goch. Ehmm.. belibet pake banget ya? Begitu pun saya. Cuman, kata orang lokal di sana, kalau tidak bisa melafalkan sepanjang itu, sebut saja desa ini Llanfair yang diambil dari kata terdepannya saja.

Keribetan nama desa ini diambil dari bahasa setempat yaitu Bahasa Wales yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kurang lebih artinya Gereja Santa Maria di lembah pohon hazel putih, dekat pusaran berair deras dan gereja Santa Tysilio dari gua merah.

Kebayang ngak sih, jika penduduk setempat di pergi ke luar kota lalu ada orang yang bertanya: “Ibu tinggalnya dimana?”

Terus orang Wales tersebut menjawab: “Saya berasal dari Desa Gereja Santa Maria di lembah pohon hazel putih, dekat pusaran berair deras dan gereja Santa Tysilio dari gua merah.”
Ribet banget ya? 😀

Pemberian nama desa tersebut didasarkan pada ikon-ikon desa yang ada di sana. Sampai kini, kita bisa melihat ikon-ikon tersebut. Diantaranya Gereja Santa Maria dan sebuah muara sungai. Itu sebabnya dari sepanjang nama desa tersebut disebutkan berpusaran deras. Artinya merujuk pada sebuah muara yang pusaran airnya cukup deras.

Kenapa sih desa tersebut dinamakan demikian?

Awalnya, desa ini berjuluk Desa Llanfairpwllgwyngyll. Kemudian pada abad ke-19 desa nan sejuk, indah serta damai ini berganti nama seperti sekarang ini. Pergantian nama desa ini tentunya menjadi daya tarik wisata. Tidak hanya turis lokal yang berasal dari Inggris saja yang sengaja mengagendakan destinasi kunjungan mereka ketika ke Wales. Tapi juga banyak wisatawan manca negara yang sengaja bertandang ke sini.

Waktu itu road trip hari kedua kami ke Wales. Kami tiba terlalu sore, hingga kemudian saya dan keluarga harus bermalam tak jauh dari desa unik ini. Meski tiba terlalu sore, namun masih banyak turis berseliweran. Diantaranya turis Jerman.

Penasaran saya menanyakan hal ini kepada pasangan Jerman paruh baya tersebut. Menurut mereka, keunikan nama desa inilah yang menarik minat mereka sengaja bertandang ke sini. Selama beberapa hari melancong ke Inggris, ia masukan destinasi ini, katanya.

Masih menurut mereka, meskipun Bahasa Jerman terkenal lebih sulit dilafalkan, pelafalan desa ini lebih sulit lagi. Sampai mereka geleng-geleng kepala ketika mencoba membacanya. Ya begitulah Bahasa Wales. Hambur konsonan, pelit vokal. Coba perhatikan rangkaian huruf nama desa tersebut. Bahkan ada 12 konsonan berderetan. Gimana gak sulit melafalkannya, coba? Llanfair­pwllgwyngyll­gogery­chwyrn­drobwll­llan­tysilio­gogo­goch

Kami tertawa-tawa kecil ketika mencoba untuk membaca deretan huruf yang terpampang di sebuah bangunan di dekat stasiun kereta desa tersebut. Karena nama desa ini terdiri dari 58 huruf, maka berhasil tercatat di Guiness Book of Record sebagai desa dengan nama terpanjang di Eropa.

Sesama pelancong biasanya suka ngobrol-ngobrol, setelah mereka tahu kami orang Indonesia, seterusnya mereka menceritakan pengalaman perjalanan wisata mereka ke Indonesia. Dengan serunya ia bercerita panjang lebar tentang Borobudur, kerajian perak Kota Gede dan masih banyak lagi destinasi wisata Indonesia yang meninggalkan kesan indah tentang Indonesia dalam kenangan mereka.

Setelah puas ngobrol-ngobrol dengan mereka, kami pun sama-sama meninggalkan  Desa Gereja Santa Maria di lembah pohon hazel putih, dekat pusaran berair deras dan gereja Santa Tysilio dari gua merah