Desa Liliput

Ada yang pernah dengan kata “liliput ?
Ehm, sepertinya hanya angkatan empatlima saya ke atas yang pernah dengar kata ini.
Jadi, kalau masa kecil kamu pernah dengar kata liliput. Tandanya kamu udah tua! 😛

Pertama kali saya mendengar kata liliput dari mamah saya. Dulu, duluuu… banget, waktu saya kecil. Waktu itu mamah sering mendongengkan tentang liliput dan negri raksasa. Saking seringnya mamah bercerita tentang negri raksasa dan liliputnya, hingga tertanam di daya khayal saya. Bahwa negri raksasa itu ada. Bahwa liliput alias manusia bentuk mini itu ada. Dalam pikiran saya waktu itu, manusia liliput itu seukuran jari-jari manusia.

Ehhmm.. daya imajinasi seperti inilah yang kayaknya masih nempel di otak saya yang kadang suka bikin cernak fantasi. Seperti yang pernah dimuat di bobo berikut ini. 😀

*****

Time Flies.

Pada awal 2010, tepatnya, pas, persis, di tanggal 1 Januari. Saya dan keluarga nonton film berjudul Gulliver’s Travels. Saya inget banget moment ini. Soalnya memorable banget. Alias dongkol banget.

Ceritanya waktu itu, dalam rangka celebrate something, bapaknya anak-anak ngajak nonton. Biasalah, si bapak ini serba teknologi, sampe-sampe pesen tiket pun via inet.
“Ayo, anak-anak, mau film apa? Mau nonton yang jam berapa? dimana?” kata si bapak.

Kalau tanya dimana, ya gak ada pilihan lagi. Pastinya cuman di VUE Cinema. Satu-satunya bioskop yang ada di kota kami 😛 Cian ya? 😀

Mungkin maksud di bapak mau ngajak nonton ke luar kota? 😀 Ah, ga usah lah. Masa untuk nonton film yang sama harus ke luar kota.

Waktu itu film Gulliver’s Travels baru aja keluar. Udah gitu, yang mainnya Jack Black. Pas banget. Si Jack Black ini kan aktor idolanya si bungsu. Gara-gara akting sebelumnya di film School of Rock yang bikin ia suka. Hingga ditonton berkali-kali. Dan, bahkan, sountrack lagu film ini kami masukan dalam lagu pilihan peneman road trip kami lintas England-Scotland. Seru deh, nyanyi-nyanyi bareng lagu ini.

Balik lagi ke soal film Gulliver. Saya pikir, karena film ini baru keluar, maka kami pesan tiket online plus milih tempat duduk sendiri, VIP pulak.

Dan ternyata pemirsah! di kota Worcester saat itu sepi sodarah-sodarah. Termasuk suasana Vue tersebut. Dan kamipun baru sadar. Ya ea lah. Ini kan tanggal 1 Januari. Ini bukan Indonesia. Ini Inggris. Dimana mereka masih pada nyungsep akibat hangover. Sisa mabok semalam. Milih jam tayang siang pula. Walhasil itu kursi bioskop kosong melompong. Ya.. hanya bisa dihitung jari gitu deh. Nyesel bingits pilih korsi VIP 😛
Ah, dasar!

Tapi, asik juga, sih. Jadi serasa bioskop pribadi. Film dimulai dan kami menikmatinya.

Adalah Gulliver. Seorang OB di sebuat perusahaan media cetak. Ia mendapat tantangan untuk membuat sebuah artikel. Dengan modal kopas sana-sini artikel tersebut diacungi jempol oleh bosnya. Hingga akhirnya ia melakukan sebuah ekpedisi. Maka dari itu film ini diberi judul Gulliver’s Travel. Nasib sial menimpa si Gulliver, singkat kata, doi terdampar di Negri Liliput.

HEI! ini kan dongeng sebelum tidur yang sering mamah saya ceritakan dulu.

Ebentar.. ebentar.. saya coba mengingat-ngingat kembali masa kecil saya. Seingat saya, waktu saya kecil, saya juga pernah nonton film sejenis ini di TV. Dulu… duluu.. banget.

Eh, dan ternyataa… emang cerita ini diambil dari novelnya Jonathan Swift yang ditulis pada abad 18. Ya pantesan aja. Artinya Gulliver’s Travel yang dimainkan oleh Jack Black adalah versi kesekian.


Negri liliput
Yang baju merah temannya Gulliver 😀 Foto diambil taun 2010’an deh kayaknya.

Nah, ngomongin soal negri liliput. Mari kita bayangkan dengan seting tempat hasil liputanku ini…. (Gak nyambung dengan prolognya sih) 😛

18 thoughts on “Desa Liliput

Leave a Reply to Rosi Cancel reply