Pemerintah Inggris mengangkut sampah warga dengan jatah seminggu sekali. Dimana sampah yang diangkut oleh petugas sampah itu berupa sampah rumah tangga (non daur ulang) dan sampah daur ulang. Adapun jenis sampah daur ulang tersebut berupa berbahan kertas (koran, buku, kardus kemasan bekas makanan, junk mail/brosur dll), berbahan kaleng (bekas makanan/minuman kaleng), berbahan plastik (bekas botol minuman).
Pengambilan sampah itu dilakukan bergilir. Jika minggu ini jatahnya pengambilan sampah rumah tangga non daur ulang. Maka minggu depannya jatah pengambilan sampah daur ulang. Jadi sebetulnya masing-masing jenis sampah tersebut mendapat jatah pengambilan dua minggu sekali.
Kedua tempat sampah itu dicirikan dengan warna yang berbeda. Jika sampah rumah tangga non daur ulang berwarna hitam, maka tempat sampah daur ulang berwarna hijau. Saya rasa, dengan jatah mingguan seperti itu menjadi hemat waktu, hemat tenaga dan hemat biaya bagi pengeluaran pemerintah daerah setempat.
Lalu, bagaimana dengan nasib barang-barang lainnya yang sudah tidak kita inginkan/perlukan lagi?
TPS Mandiri
Di setiap daerah/wilayah di Inggris tersedia Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Kenapa dinamakan TPS Mandiri? Karena kita membuangnya sendiri. Di TPS (kami menyebutnya TIP) ini semua sampah/barang yang sudah tidak kita inginkan dibuang berdasarkan jenisnya dan berdasarkan material bahannya.
Mengapa demikian? tentu saja untuk memudahkan proses selanjutnya. Entah itu yang akan didaur ulang ataupun tidak.
Sampah daur ulang terbagi dalam beberapa jenis. Misalnya, berbahan/bermaterialkan kain, gelas/kaca, plastik, metal, kayu, kimia, elektronik dll. Kesemuanya itu dibuang ke dalam kontainer terpisah. Kenapa wadah sampahnya berupa kontainer? Tentu saja untuk memudahnya proses pengangkutan ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir/TPA ataupun ke tempat pendaurulangan sampah. Jadi, tidak ada sampah yang berserakan. Tidak pula berantakan. Semuanya tertata rapi, bersih dan tak berbau.
Minggu lalu, saya bongkar-bongkar lemari dan menyingkirkan beberapa pakaian yang sudah tidak terpakai, gorden-gorden tua, sepatu dll. Selain itu, stok sampah beling berupa gelas retak, botol bekas kecap dan saos sudah menumpuk pula. Olie bekas pun ada sejerigen penuh. Nah, sampah-sampah seperti inilah yang harus dibawa ke TIP. Seterusnya, barang tak terpakai berbahan kain masuk ke dalam kontainer khusus, botol/gelas beling serta olie pun dibuang berdasarkan wadahnya masing-masing.
Jika musim panas, biasanya orang ramai membuang sampah hijau (sampah pemotongan rumput, dahan, pohon). Selanjutnya sampah-sampah tersebut dijadikan pupuk.
Lalu bagaimana dengan sampah non daur ulang?
Sampah non daur ulang yang dibuang ke sini adalah sampah-sampah dalam ukuran besar. Karena sampah kecil kan bisa masuk tempat sampah hitam yang biasa diambil dua minggu sekali itu. Adapun yang dibuang di TIP ini diantaranya ialah kasur, ranjang, lemari, karpet dan lain sebagainya. Untuk memadatkan sampah-sampah tersebut. Sampah yang masuk ke dalam mesin masif itu ditekan/dipres/dipadatkan. Selanjutnya didorong ke dalam kontiner besar hingga padat dan mampu menampung banyak sampah. Selengkapnya bisa dilihat di sini.
Yang menarik perhatian saya adalah, ituloh, ngejogroknya kulkas dua pintu, mesin pengering baju, mesin pencuci pakaian, mesin cuci piring, dan penuhnya kontainer berisi setumpuk PC juga TV layar datar mana ukuran gede-gede lagi.
Coba kalau Indonesia, masih bisa diakalin nih sama tukang servis TV, servis PC, servis kulkas dan servis barang elektronik lainnya. Di sini mah, rusak dikit buang! Bahkan ada yang dibuang dengan alasan udah gak suka, udah punya yang baru, udah ketinggalan jaman. Salah satu contohnya adalah TV-TV layar cembung yang ngejokrok di kontainer itu.
Sepertinya ada kesalahan narasi yang dibacakan oleh mbak voice over 😉
N12-23. 08092015.
Wuih apik tenan artikele, tp kayaknya gak bisa dipake di Indonesia deh. Kan Indonesia banyak org2 “kreatip” (dudu kere mangan intip lho yoo..), Barang2 yg sdh rusak ato gak bisa dipake lagi pasti akan disulap jd barang yg bisa dimanfaatin lg …. sing penting iso dadi duit … Apalg barang2 yg msh bagus kayak gitu…., wah .. maling aja masih doyan … wkwkwk
hehehehe..
di inggris barang-barang yang sudah rusak tau pun barang yang sudah lama gak dipake di buang begitu aja ya kalo di indonesia barang elektronik di perbaiki sampai bisa nyala lagi kalau baju atau yang lainnya bisa di kasih ke orang yang membutuhkan ya mba 🙂
Kalo di Indonesia pakaian-pakaian tersebut bisa lungsuran sampe bladus, klo udah bladus pun masih bisa berfungsi guna buat kain pel 😀
hehehe lha kain2 pel sing wis mbladus ae iso di jemur trus dijadikan keset kok… Ikulah Indonesia negaraku sing kreatif tenan…. wkwkwk
itulah salutnya sy sama indonesia (Y). Kulkas, TV, mesin cuci dll, selagi masih bisa dibenerin, pasti dioprek. Kalopun udah ancur, sparepartnya dipreletin n digunakan buat keperluan yg lain, heheh..
klo di sini mah maen buang aja (termasuk saya). Bukannya apa, bayar service mahal 😀
wah emane…di inggris barang2 bekas gitu langsung didaur ya…emane kalo barang elektronik..kalo disini masih diperbaiki terus…
Iya mba, padahal klo di kita masih bisa diperbaikin, org kita kan hebat” super kreatif 😉