Tag Archives: oxford

Asiknya Bersepeda di Oxford

Oxford adalah salah satu kota dengan pengguna sepeda terbanyak di Inggris. Maka tak heran jika anda melancong ke Oxford akan disuguhi banyak sepeda yang berseliweran di pusat kotanya yang terkenal akan universitasnya yang melegenda. Para pesepeda itu terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, kaum muda, kaum kantoran ataupun para mahasiswa.

Menurut sensus 2011, 17% kaum pekerja Oxford menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Itu menurut sensus tahun 2011, apalagi sekarang dong ya?
Para pekerja yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya itu termasuk mereka yang berada di luar kota Oxford. Oleh karena itu, untuk mendukung kenyamanan warganya dalam bersepeda, Pemerintah Daerah Oxford menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satunya adalah “Park and Pedal”. Yaitu kawasan/area parkir mobil yang berada di sisi kota Oxford. Dengan membayar parkir 2 pounsterling (sekitar 42 ribu rupiah) selanjutnya pemilik mobil tersebut bersepeda menuju kantor yang terletak di pusat Kota Oxford.

Hal ini sangat efektif, efisien, menyehatkan dan mampu mengatasi kemacetan dan tentunya lebih hemat. Karena, jika kita parkir di pusat kota untuk seharian penuh, bisa bikin jebol dompet. Setidaknya, kita harus membayar £31,5 (sekitar 661.000 rupiah). Sedangkan tarif per-jam antara £3 – £4. Hal itu saya rasakan banget ketika hendak parkir di dekat University of Oxford dalam rangka meliput kegiatan Oxford-Indonesia Forum 2015. 

Dengan banyaknya warga bersepeda lalu lalang, justru membuat pusat kota yang dilingkup oleh bangunan kampus Universitas Oxford yang tua nan klasik ini terlihat khas dan cantik.

Hampir di semua sudut jalan terdapat area parkir sepeda, berderet rapih. Baik itu di pusat perbelanjaan, depan kampus, depan pasar, depan toko dan sebagainya. Saking banyaknya spot parkir sepeda, jangan heran jika kita saksikan banyak sepeda yang parkir disandarkan di dinding bangunan begitu saja. Saking amannya kali itu kota.

Demi kenyamanan pengendara sepeda, jalur sepeda pun dibuat sebaik dan serapih mungkin. Seperti dari jalur park and pedal menuju tengah kota Oxford.

Area Park and Pedal (parkir lalu bersepeda) ini merangkap juga Park and Ride (parkir lalu naik bus). Artinya, setelah memarkirkan mobil  seterusnya silahkan menggunakan bus yang tersedia menuju pusat kota. Parkir di Park and Ride seharga £2, berlaku 24 jam, buka tiap hari pula. Ada 5 park and ride yang berada di sisi kota Oxford bagian Utara – Selatan – Timur – Barat. Sedangkan tiket bus dari park and ride menuju pusat kota Oxford tarifnya £1,8 (sekitar 36 ribu rupiah) sekali jalan.

Apapun pilihannya, mau naik bus ataupun bersepeda (yang tentunya lebih menyehatkan) pilihan ada di tangan anda. Namun, dengan bersepeda, ada sensasi lain saat melancong di Oxford. Seperti yang saya rasakan ketika melancong ke sana beberapa waktu yang lalu. Bersepeda diantara orang-orang lokal itu…  serasa kita menjadi bagian dari mereka. Oiya, untuk para pelancong, tersedia jasa penyewaan sepeda loh.

Sepertinya, sistem Park and Ride dan Park and Pedal ini cocok diterapkan di kota-kota besar di indonesia yang tingkat kemacetannya semakin parah deh kayaknya. Sebut saja Bandung contohnya. Akan lebih indah kan, jika jalan Riau, Gasibu, Cihampelas, Asia Afrika dll, lebih lenggang, lebih segar dan lebih cantik pula kelihatannya.

Sedikit ngayal 😀 Dengan berseliwerannya sepeda-sepeda di Bandung jaman kiwari, mungkin akan tercipta suasana Bandung tempo doeloe 😉

 

ELOKNYA TEPIAN SUNGAI THAMES DI OXFORD

Sungai Thames mengalir sepanjang 346 km. Antara Gloucestershire – London. Sepanjang alur sungai tersebut Oxford salah satu kota yang dialirinya.

Di inggris, pinggiran sungai bisa menjadi objek wisata, tempat rileksasi, tempat berolah raga, tempat bercengkerama bersama teman dan keluarga. Terlebih apabila pinggiran sungai tersebut memiliki panorama alam yang elok juga didukung semesta bangunan nan indah seperti di penggiran sungai Thames di kota Oxford ini. Sempurna sudah.

Suasana dan pemandangan sore hari di tepian sungai Thames ini terasa lebih indah saat musim gugur. Pantulan sinar mentari senja jatuh di permukaan sungai, bak cermin alam berwarna kuning keemasan. Daun-daun kuning nan mengering jatuh di kaki pepohon, menebar di tanah.

Orang-orang lalu lalang sekadar berjalan-jalan sore bersama orang terkasih, duduk-duduk santai menikmati suasana senja nan keemasan. Adapula yang berolah raga khusuk, jogging, lari sore, bersepeda, banyak pula yang berolah raga dayung di sini.

Seperti halnya tempat wisata lainnya di inggris, di sini terdapat cafe dan restoran. Jika Anda ingin merasakan sensasi menaiki cruise cukup sediakan uang 7 pounsterling atau sekitar 150 ribu rupiah untuk 40 menit berlayar di sungai thames yang indah ini:

N10, NAdes16, 30102015

Oxford-Indonesia Forum 2015

Pada Minggu, 25 oktober 2015 diselenggarakan Oxford-Indonesia Forum yang berlangsung di Habakkuk room, Jesus College, University of Oxford. Forum ini diprakarsai oleh PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Oxford. Dihadiri oleh para mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Inggris, Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya dan Irlandia, perwakilan dari pemerintahan Indonesia juga menghadirkan pakar dan akademisi dari Universitas Oxford, diantaranya ialah: Dr. Tim Coles OBE, Project Director and Founder, Operation Wallacea. Prof. Martin Speight, Associate Professor of Agricultural & Forest Entomology, Departement of Zoology, University of Oxford.

Sedangkan perwakilan dari pemerintahan Indonesia menghadirkan Bapak Nurul Ichwan selaku Director, Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London. Juga menghadirkan Ibu Laksmi Dhewanthi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang pada kesempatan Forum ini terhubung melalui Google Hangout karena satu dan lain hal berhalangan hadir di Oxford.

Menurut Samuel Leonardo Putra selaku Chairman of Oxford-Indonesia Forum 2015, tujuan penyelenggaraan acara ini adalah untuk membantu pembangunan Indonesia, menjembatani para pakar dan akademisi Oxford dengan pemerintahan Indonesia, serta menjadi forum berbagi ilmu dan pengalaman seputar pembangunan yang smart dan green. Dari Indonesian Student (Oxford) untuk Indonesia. Adapun salah satu misi acara ini adalah untuk memperkuat ikatan hubungan antara Indonesia dengan Universitas Oxford. Samuel berharap, gelaran pertama ini bisa berlanjut di tahun-tahun selanjutnya.

Gelaran ini mengambil tema “Smart Green Development of Indonesia” yang artinya bahwa sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki indonesia harus bersinergi menciptakan pembangunan yang smart dan green.

Menurut ketua PPI Oxford, Rahmat Mulyawan MSc yang tengah mengambil studi PhD di Universitas Oxford, ide pengambilan tema ini adalah: sebagai negara berkembang, Indonesia tengah membangun di segala bidang. Satu hal, Indonesia memiliki potensi yang besar. Yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusianya itu sendiri. Dua modal besar ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Bagaikan pedang bermata dua. Kedua modal besar ini bisa bersinergi membawa manfaat seluas-luasnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia ke depannya. Namun juga bisa menjadi sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik dan benar, tidak smart dan green. Pastilah bencana, malapetaka, musibah dan kerugian lainnya akan dialami bangsa Indonesia. Lihat saja kabut asap yang menjadi isu besar di negeri ini.

Maka, adalah sangat penting pemahaman konsep “smart and green development of Indonesia” ini. Bahwa, pengelolaan sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi harus bersinergi dalam penerapan pembangunan di Indonesia tanpa merusak Sumber Daya Alam yang kita miliki, tanpa merusak Ekosistem.

Menurut Bapak Nurul Ichwan selaku Director Indonesia Invesment Promotion Centre yang berkantor di London, forum ini merupakan sebuah sarana/media pembekalan untuk mentransfer pengetahuan dan pengalaman dari para ahli/para profesor Oxford yang melakukan riset di Indonesia. Diharapkan kita bisa banyak belajar dari mereka yang nantinya bisa diterapkan di Indonesia. Dalam hal inipun dihadirkan perwakilan dari pemerintah indonesia dan pihak swasta melalui forum teleconference (media google hangouts).

Forum yang berlangsung padat mulai pukul 9 hingga pukul 4 sore ini dibagi dalam beberapa sesi. Semua sesi berlangsung menarik. Termasuk sesi tanya jawab yang dilemparkan oleh para peserta forum yang merupakan para mahasiswa Indonesia dari berbagai kota yang tengah studi di Inggris. Meski 97% peserta yang hadir adalah orang Indonesia yang tentunya faham berbahasa Indonesia, namun forum ini berlangsung dalam Bahasa Inggris. Sungguh, hadir dan menjadi bagian dari forum ini membuka mata dan hati saya, betapa anak-anak bangsa yang kita miliki yang tengah studi di sini merupakan asset-aset bangsa bernilai tinggi. Di pundak mereka nantinya Indonesia akan mereka bawa. Kearah lebih baik tentunya.

Penutup rangkaian kegiatan ini menampilkan pertunjukan tari dan musik yang dipertontonkan oleh PPI Oxford.

Berikut ini laporannya yang tayang di NET 10, NET TV, pada Selasa 27 Oktober 2015.

Kegiatan inipun telah dimuat pula di Koran Pikiran Rakyat Edisi Kamis 5 November 2015, Rubrik Kampus.

mahasiswa indonesia berkuliah di oxford inggris