Category Archives: Majalah Anak

Tips Cernak, BOBO, Pesan Moral

Alhamdulillah. Begitu banyak nikmat yang saya dapat. Begitu banyak rejeki yang mengalir. Begitu banyak kemudahan yang saya peroleh.

Pagi-pagi masuk message dari seorang teman penulis. Mengabarkan cerpen saya dimuat di Majalah Bobo yang beredar hari ini, 21 Mei 2015. Sayang, sebelum beliau sempat memoto penampakkannya, majalahnya keburu habis terjual. Semoga Allah SWT melapangkan rejeki buatnya. Semoga kios majalahnya selalu diburu para pencinta baca. Agar karya-karya kami laku diapresiasi.

Beruntung lagi, begitu saya sapa temans FB yang baik hati. Ada beberapa teman yang langsung kasih liat penampakkannya. Dan berikut ini penampakkannya.

cerpen anak di majalah bobo
Majalah Bobo, edar 21 Mei 2015

Karena majalahnya baru edar, jadi saya belum bisa kasih liat naskah mentahnya. Semoga Anda pada langganan Bobo, ya? Atau, merapat aja ke tokbuk atau kios majalah terdekat. Agar pegiat majalah termasuk di dalamnya tukang majalah n penulis kebagian rejeki dari uang yang anda keluarkan itu 😉

Meski gak bisa kasih liat naskah mentahnya, saya kasih bocoran tips dan proses kreatifnya, ok?

Jadi, dalam membuat cernak (cerpen anak) yang terpenting adalah pesan moral. Jika pesan moral yang akan disampaikan sudah didapat, barulah menentukan penokohan, alur, dan seting tempat.

Pesan Moral

Bagi saya, yang sudah tua ini, semakin tua, semakin banyak pelajaran hidup yang saya dapat. Apapun itu bentuknya. Salah satu dari ribuan pelajaran hidup yang saya dapat adalah, bahwa, jika kita memberikan kemudahan kepada orang lain dengan ikhlas, niscaya Allah membalasnya berkali lipat.  Nah, modal inilah yang kemudian saya tuangkan dalam bentuk cerita anak.

Ide dasar

Tentunya hidup kita sangat berwarna. Ribuan cerita pernah kita alami. Dari ribuan cerita itu ambillah beberapa cerita menarik untuk dibagikan kepada pembaca cilik. Tidak udah diceritakan 100% pengalaman kita itu. Tapi ambil benang merahnya saja. Atau pesan moralnya saja. Seperti yang sudah saya katakan di atas.

Sampaikan pesan moral tanpa menggurui

Modal dari pesan moral yang sudah ada di tangan, tinggal dibentuk dalam sebuah cerpen anak. Kadang anak-anak tidak suka digurui. Maka dari itulah kita perlu media cernak. Mereka membaca dan senang. Tanpa disadari pesan moral yang ingin disampaikan pun sampai tujuan.

Seting tempat

Untuk memudahkan menyusun alur cerita, menggunakan seting tempat yang kita kenali betul akan terasa lebih mudah dan lebih terbayang medannya. Seting tempat cernak saya tersebut di kompleks perumahan saya dulu yang berbatasan dengan perkampungan warga. Nah, tokoh Si Badru ini memang dari kampung sebelah saya, dulu.

Tokoh

Sebagai sarana penyampai cerita, kita perlu tokoh. Tentunya tokoh anak-anak dong. Pengambaran fisik/karakter/nama si tokoh bisa kita comot dari orang -orang yang ada di sekitar kita. Atau, mungkin, bisa juga penokohan tersebut cerminan diri kita sendiri.

Alur cerita

Pesan moral sudah ada, benang merah sudah tergambar, tokoh sudah tercipta, kini saatnya membuat alur cerita. Alur cerita merupakan kepingan-kepingan puzzle dari satu kejadian ke kejadian lainnya yang saling bertautan.  Hingga di akhir cerita, kepingan puzzle cerita itu tidak ada yang sia-sia. Semuanya menyatu menjadi cerita yang utuh dan memiliki pesan moral.

Mengenai alur cerita, lagi-lagi kita bisa mengambilnya dari kepingan-kepingan kisah kita. Contohnya saja, di dalam cernak saya yang dimuat di BOBO ini setidaknya ada penggalan-penggalan kisah kehidupan saya.

Pertama, si Badru pengantar susu itu saya ambil dari toko tukang susu langganan saya, dulu. Tapi tokohnya saya ubah. Dulu pedagang susu yang biasa mengantarkan susu sapi segar dari Lembang itu adalah seorang ibu-ibu. Karena untuk cerita anak, maka saya mengubah sosok si tokoh utamanya.

Kedua, tokoh Salwa (namanya saya ambil dari nama keponakan saya) kurang lebih penggambaran dari sosok anak saya (tapi anak saya laki-laki). Waktu itu kami pernah memiliki usaha air minum isi ulang.

Nah, beberapa puzzle yang saling bertautan itu jadi makin memudahkan kita untuk menyelesaikan sebuah cerita anak. Karena di dalamnya kita menyomot beberapa tokoh/karakter yang pernah kita kenal. Kita juga menyomot kepingan-kepingan kisah kita sendiri. Sekarang, tinggal pandai-pandainya meramu dalam bentuk cerita anak.

Oiya, jangan lupa, 4 unsur terpenting dalam sebuah cernak itu ialah, pembuka, permasalahan, penyelesaikan konflik dan ending. Insya Allah kapan-kapan kita ngomongin masalah itu.

Jangan lupa beli BOBO terbaru n baca cernakku selengkapnya di sana, ya… 😉

So, bikin cernak itu gampang kan? 😉

 

Tips Menulis, Membuat liputan untuk Majalah Anak

Bagi saya, dunia tulis-menulis sangat luas lahannya. Kadang saya menulis cerita anak, kadang menulis profil bisnis, kadang nulis resensi, kadang bikin cerpen, dll. Tapi kebanyakan nulis tulisan perjalanan. Kayak kutu loncat aja ya menclak-menclok di berbagai genre 😀

Yang saya rasakan, jika terus-terusan menulis di satu genre disitu kadang saya merasa sedih bosan 😛 . Selang-seling menulis berbagai genre tersebut bisa dijadikan obat pengusir kejenuhan.

Kelebihan menjadi penulis kutu loncat adalah, kita jadi banyak belajar. Begitupun yang saya rasakan. Waktu itu saya lagi jenuh-jenuhnya nulis tulisan perjalanan. Maka saya mencari celah lain, sesuatu yang baru.

Waktu itu, Inggris punya hajat tahunan. All England. Ehm, apa nih kira-kira yang bisa saya tulis dari event ini. Akhirnya, saya mengajukan sebuah liputan olah raga untuk sebuah Majalah Anak. Dan inilah tulisan lengkapnya:

…….

Adik-adik, diantara kalian ada yang suka Badminton, ngak? Kalau kalian suka, pastinya kalian tahu dong, Maret kemarin ada sebuah kejuaraaan Badminton tingkat dunia yang diselenggarakan di Inggris. All England namanya. Jangan-jangan, kalian menyaksikannya di layar TV?

Bagi kalian yang menonton, ada perasaan haru ngak? ketika tim Indonesia memenangkan pertandingan final All England? Pasti dong, ya?  Haru yang bangga. Begitupun yang kakak rasakan. Apalagi kakak sengaja menonton kejuaraan tersebut langsung dari arena pertandingannya di Birmingham, Inggris.

Rasa ke-Indonesia-an kakak meluap dan berkobar atlet Indonesia berlaga di sana. Kakak tidak sendiri, karena ternyata di sana sudah berdatangan pendukung tim Indonesia. Mereka adalah orang Indonesia yang tinggal di Inggris. Kebanyakan mereka yang tinggal di Kota Birmingham. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang kuliah di Birmingham.

Walaupun sebelumnya tidak saling kenal, namun karena kami saudara sebangsa dan setanah air, akhirnya kami bersatu memberikan dukungan kepada tim Indonesia yang sedang berlaga.

Tepuk tangan, teriakan, dan yel-yel penyemangat kami berikan kepada mereka agar terus bersemangat saat tanding. Rasanya, hanya suporter Indonesia saja yang paling heboh memberikan dukungan. Seru juga rasanya. Rasa ke-Indonesiaan kami turut berkobar.

Dalam satu harinya mulai dari babak penyisihan sampai babak final ada 8-3 pertandingan yang dilakukan tim Indonesia. Terbayang kan, suara pun bisa jadi serak akibat kebanyakan teriak. Meski demikian, kami senang-senang saja. Apalagi ketika tim kita menang.

Saat tim kita menang, suporter Indonesia langsung meminta tanda tangan dan bersalaman dengan atlet jagoannya. Tentu saja sang atlet yang menghampiri suporter. Bukan suporter yang menghampiri atlet. Karena kursi penonton dan arena pertandingan terhalang pemisah.

Beruntung waktu itu kakak duduk dibagian paling depan. Jadi, kakak dan suporter Indonesia lainnya dengan mudah mendapatkan tanda tangan mereka. Diantaranya: Hendra Aksan, Angga-Ryan.

Oiya, para atlet Indonesia menginap di hotel sekitar NIA (National Indoor Arena) Birmingham. Ketika kakak sedang duduk di teras kafe seputar hotel tersebut, tiba-tiba melintas tiga orang yang sering kakak lihat.

“Loh, Gideon? Kido?” seru kakak kaget. Mereka pun tersenyum ramah.

Tak lain, mereka adalah salah satu tim Ganda Putra Indonesia yang sangat andal, beserta pelatihnya. Permainan mereka hebat. Ternyata, saat di luar arena, Kak Gideon ini sangat pemalu. Di taman kota itupun kami berbintang sebentar kemudin berfoto bersama.

……….

Gimana gampang banget kan bikinnya?
Tipsnya adalah:

  • Cari Majalah anak/koran anak yang menerima tulisan dari luar.
  • Tulisan tidak terlalu panjang. Cukup 1-2 halaman saja.
  • Pilih bahasa yang sederhana.

Dan inilah penampakan tulisan saya yang telah dimuat tersebut.

soca all england (2)

Tulisan ini dibuat dalam rangka nunggu suami siap nyupirin ke Birmingham untuk nonton All England 2015. Berarti itu tulisan diatas umurnya dah setaun ya? hehe.. rasanya baru kemarin 😀

Cap cus ah….

DSC_0131

 

Keterangan foto: Barclaycard Arena (Formerly The NIA), Lokasi All England 2014, bersama student yang ambil Master n PhD. Foto diambil diakhir pertunjukan, sampe tuh kursi pada kosong. Penonton ogah rugi, nontonnya sampe tutup pintu gedung 😀

Cerpen Anak di Majalah Bobo (2)

Ide cernak ini berawal dari cerita anakku yang memiliki teman orang Afrika, ternyata, orang Afrika ga selalu legam, yang bule juga banyak.

Pesan moral: Apalah arti warna kulit, bukankah kita semua sama?

Cernak ini dimuat di Edisi Special. Edisi Ulang Tahun Bobo yang seumuran denganku , Edisi nomor 1, April 2014.

cerpen anak di majalah bobo karya Rosi Meilani

Liputan All England 2014 untuk Majalah Soca.

Selalu ada cerita di balik cerita.

Sebagai istri dari suami yang hobi badminton, saya jd ikut-ikutan suka nonton badminton.
Salah satunya kami sengaja menonton All England di Birmingham, Maret lalu.
Hah! Maret? udah lama banget. Ko baru posting sekarang) 😀
Biasa, dalam rangka mengaktifkan blog kembali 😉

Rasanya, travel tanpa hasil tulisan, rugi banget.
Sambil menyelam, minum air.
Maka, jadilah artikel ini..
Dimuat di Majalah Anak SOCA, Rubrik Arena,  Edisi 20, April 2014.

Image