Sebagai Warga Negara Indonesia yang merantau di Luar Negeri, ada beberapa hal yang tetap dilakukan oleh kami, para perantau. 6 Diantaranya ialah:
1. Makan Nasi
Beruntung saya hijrah ke Inggris tahun 2007. Dimana beras sangat mudah didapat di supermarket. Saya ingat, harga satu kilo beras long grain (beras yang jika ditanak menghasilkan nasi yang agak keras, butirannya panjang, warnanya agak kusam) 60p atau sekitar 12.000 rupiah. Sekarang, dengan jenis yang sama, harganya 40p atau sekitar 8.000 rupiah. Sedangkan untuk beras pulen setara kualitas beras pandan wangi atau jasmine rice harganya £1,1-1,2 per kilo (sekitar 22.000 – 24.000). Itu suatu pertanda, semakin kesini pasokan beras semakin banyak. Tentunya karena permintaan pasar yang juga semakin banyak.
Tidaklah mengherankan jika permintaan pasar akan beras di Inggris makin tinggi. Karena yang mengkonsumsi nasi tidak hanya orang Asia saja tapi orang Inggrispun kini menyukai nasi sebagai karbohidrat santapannya. Entah itu nasi putih ataupun rasi berempah seperti halnya makanan India yang makin familiar di lidah orang Inggris.
Efek dari itu semua, bagi kami WNI perantau, tak ada lagi kendala untuk bisa makan nasi setiap hari. Ternyata, hadirnya nasi setiap hari, tidak hanya di meja makan kami, pasangan Indonesia, tapi juga di meja makan pasangan campur, Indonesia-Inggris. Menurut teman saya yang bersuamikan bule, ia harus makan nasi setiap hari. Bahkan suaminya jadi terbawa makan nasi setiap hari.
2.Lauk yang Indonesia
Membicarakan nasi, tentunya berteman akrab dengan lauknya yang juga bercita rasa Indonesia. Oseng-oseng, sayur asem, ayam rica-rica, pepes ayam, sambal lalap, ikan asin, krupuk dan sebagainya bukan lagi perkara sulit. Semuanya itu bisa didapat di toko Asia.
Bagi saya yang tinggal di kota kecil saja bisa mendapatkan tempe, daun pisang, kangkung, nangka muda, kacang panjang, paria dan lain sebagainya. Apalagi bumbu rempah, jangan ditanya lagi lengkapnya kayak apa.
3. Berbicara bahasa daerah
Ini satu lagi identitas diri bangsa Indonesia. Jika kami bertemu dalam satu kumpulan besar, kami berbahasa Indonesia. Namun dalam kumpulan besar itu, terdiri dari suku yang berbeda. Dan jika kami bertemu dengan teman satu daerah, biasanya bahasa daerah kami keluar begitu saja. Dan itu yang jadi saling merekatkan persaudaraan. Contohnya saja, ketika kami berkumpul dalam satu komunitas besar, beberapa orang Surabaya berbicara dengan bahasa Jawa Surabayaan. Dan saya berbicara bahasa Sunda dengan orang Sunda lainnya.
4. Cara bicara
“Kenapa sih, kalian bicaranya kencang sekali?” tanya seorang teman bule kepada istrinya yang Indonesia ketika berbincang dengan saya. Kami tertawa.
Kami juga baru sadar, kenapa kami berbicara kencang sekali diantara orang-orang Inggris yang bicaranya pelan. Setelah diingatkan kami berbicara pelan, tapi kenapa semakin obrolan seru nada suara kami kencang kembali? hahaha..
Mungkin, karena nenek moyang kita dulu jarak rumahnya berjauhan satu sama lain, sehingga untuk bertegur sapa harus berteriak/bersuara kencang. Entahlah, yang jelas, jika kami ada kumpul-kumpul, riuh sangat! Dan akan terdengar sedikit quiet ketika acara makan tiba 😀
5. Gotong-royong
Dimanapun kita tinggal, kita tetap orang Indonesia yang memiliki rasa kegotongroyongan yang tinggi. Salah satu contohnya, jika komunitas kami mengadakan kumpul-kumpul, soal makanan hidangan bukan suatu hal yang memberatkan. Misalnya si A ketempatan acara, tapi soal makanan menjadi tanggung jawab bersama. Kami bergerak begitu saja mengatur semuanya, tanpa komando semuanya berdasarkan kesadaran masing-masing. Tiba hari H, semua hidangan tersaji di meja makan hasil olahan tangan si A, si B, si C dan seterusnya.
6. Arisan
Ya, arisan! sepertinya arisan hanya milik Indonesia, semoga tetangga sebelah ngak ikut ngaku 😀 Kenapa ya? Ada yang tahu sejarahnya?
Arisan itu Indonesia banget! Di komunitas saya juga ada arisan. Dulu saya ikutan, satu nomor saja. Eh, teman saya lainnya ada yang ikutan dua nomor bahkan lebih. Wah! Motivasi arisan macam-macam. Ada yang untuk bersosialisasi, ada yang tujuannya nabung, apapun itu, Arisan mencirikan kita orang Indonesia. Satahu saya, di Kota tempat komunitas saya berada ada dua komunitas arisan.
Lucunya, di salah satu komunitas arisan di Inggris ini ada WNA yang ikutan arisan. Meski awalnya agak binggung dengan aturan mainnya tapi akhirnya dia senang juga karena kebersamaannya, karena kumpul-kumpulnya, karena keseruannya, dan karena hidangan makanannya 😀
Inilah 6 hal yang sangat Indonesia yang masih kami lakukan, meski tinggal di luar negeri. Kalau kamu?
horeee… akyu menang…. seneng deh pegang segepok £ 😉
Naruh sendal, sepatu, jejer-jejer di depan pintu apartemen..
Oh.. bisa juga nih. Noted 😀
Plus baca berita dari Indonesia termasuk gosip artis :P, dengerin radio Indonesia dan nonton tv Indonesia 🙂
Ih.. masuk suka gosip tanah air, mak? xixixii.. aku jg dink, kadang-kadang.
Tapi bolehlah ditambahin, noted!
7. Nonton gosip artis indonesia 😀
Mbak Rosi ada lagi kebiasaan orang Indonesia di LN, gemar selfie…hehehehe
Nah, itu juga, Mit 😀
Foto selfie kita pajang di sini jangan, Mit? 😉
Ga juga aku tinggal dimanchester ga punya temen indo sama sekali tp juga ga cari. Temen2 aku mix muda tua, org ingris smp foreigners, dll
Makasih udah mampir blogku, mba Liony, salam kenal dari Worcester.
Nambah satu mbak, bagi perokok, tetep rokok merk dr indo yg paling nikmat. Walau carinya gampang2 susah. Hehe
bisa juga, noted! 😀
tp suami saya beli roko/tembakau sini yg dilinting ndiri, biar lebih murah, hahaha..
Kebiasaan ke 7. Ngupil みaªみaªみaªみa
hahaha.. bisa..bisa..noted.
Aha! Well said mbak…:-) kalau point terakhir saya malah sekarang lakukan dengan tmn tmn baik saya d Indonesia haha… uhm tambahan,kalau saya tetep suka nonton tayangan kuliner Indonesia, nyanyi lagu indonesia dan dengerin radio via streaming (plus kdg kdg titip salam/request lagu) hihi…Tfs!
aha.. benar, ayo sana tambahin di blog dirimuh, hehehe… 😀
aku jg sk nonton tayangan indonesia
Asal bukan tayangan yang lebay aja hehee…
😛