Pada sebuah Sabtu saya berkesempatan menjumpai seorang Warga Negara Indonesia yang telah lama tinggal di Inggris. Tepatnya di Kota Birmingham. Sekitar setengah jam perjalanan bertemulah saya dengan dia. Tina namanya. Rupanya kami sama-sama orang Sunda. Obrol-obrolpun berlangsung hangat diselingi berbahasa Sunda tentunya.
Sabtu itu Tina buka stand di sebuah pasar kaget yang digelar tiap akhir pekan. Produk yang ia jual adalah bumbu instan khas Indonesia asli. Ada 9 varian yang ia jual. Yang bikin bangga, ia produksi sendiri kesemua produk tersebut. Dari sekian banyak produk tersebut diantaranya ialah: bumbu rendang, bumbu sate, bumbu kari, sambal padang, bumbu nasi goreng dll. Dan dari sekian banyak itu, bumbu rendang adalah yang paling banyak diminati pembeli.
Itu terbukti, di setiap kesempatan berjualan, Tina selalu menyajikan tester alias icip-icip rendang buat para pembeli. Hal ini tentu saja untuk memberikan pengenalan rasa, dan sedikit pengetahuan pembeli baru bagaimana cara mengolah bumbu yang praktis ini.
Pada kesempatan itu, banyak pembeli baru yang merapat ke stand Tina, mencoba, icip-icip, lalu membelinya. Sesi icip-icip ini tak cuman rendangnya saja, tapi juga plus nasinya yang sangat pulen, hangat pulak. Saat itu cuaca agak dingin lagi. Wah, pas deh. Lucunya dari sekian banyak pembeli yang icip-icip seorang pembeli bule, malah tekor nasinya n nyeletuk,
“Enak banget nih nasi, boleh beli gak?” 😛 😛
Mungkin ini kali pertama dia makan nasi pulen. Soalnya orang Inggris kebanyakan makan nasi basmati yang panjang-panjang dan agak sedikit keras. Biasanya dipadupadankan dengan makanan Asia Selatan (IPB = India, Pakistan, Bangladesh) seperti untuk nasi Biryani, nasi mandi dll.
Gak cuman si bule itu aja sih yang jatuh hati sama kombinasi nasi pulen n rendang sapi buatan suaminya Tina ini. Saya dan suami juga 😀 Apalagi suami saya, doi minta nasinya dibanyakin 😛 Yeee… namanya juga tester, seuprit aja keleuss…
Pinter juga nih Tina, pincuk* piring kertas buat testernya dibikin kecil 😀
Yaelah, klo gede mah sebox nasi plus rendang itu harganya £5 atau sekitar 125 IDR itu harga yang biasa saya temukan saat acara bazaar-bazaar orang Indonesia di Inggris.
Eh, apa, tadi bilang yang bikin rendang itu suaminya Tina? 😀
Iya, Tina bilang, yang biasa dapat tugas bikin rendang untuk sesi icip-icip ini adalah suaminya. Keren ya mas bule 😀
Adalah Jeremy, suaminya Tina, yang juga sama-sama membangun usaha pembuatan bumbu khas indonesia ini.
Disela obrol-obrol kami datanglah Jeremy yang ternyata pintar juga berbahasa Indonesia dan sedikit berbahasa Sunda. Lucu aja denger doi ngomong sunda. Menurut Jeremy yang pernah bermukim di indonesia selama 7 tahun, usahanya ini merupakan bentuk memperkenalkan masakan indonesia pada warga Inggris, agar makanan indonesia lebih go internasional.
Menurut Tina, berawal dari kerinduan akan makanan Indonesia, terutama buatan mamanya yang bernama Mama Eti, akhirnya terciptalah bumbu – bumbu olahan masakan Indonesia ini dari dapurnya di kota Birmingham yang tidak hanya untuk keperluannya sendiri melainkan diproduksi dalam jumlah banyak dan dipasarkan ke pelbagai kota di Inggris.
Sampai saat ini rata-rata per minggunya bisa memproduksi 350 toples. Tidak sulit untuk bisa mendapatkan aneka bumbu berlabel Mama Eti’s ini. Karena Tina dan Jeremy melayani pembelian online. Selain itu, produknya inipun tersebar di beberapa toko yang ada di Inggris seperti berikut ini:
- Birmingham: Beckets Farm dan Rositers Butcher
- Stoke on Trent Brown And Green
- Essex: Food Company
- North East: Latimers Seafood And Deli
- London: Eat 17 dan Few High End Butchers
- Warwickshire: Squisito
Dan masih banyak lagi toko-toko kecil yang ada di seputar West midlands area. Di saat mulai akhir musim semi – musim panas – hingga awal musim gugur, Tina-Jeremy sering kali buka stand di segala acara bertema kulineri di berbagai kota di Inggris. Seperti di NEC Birmingham dan di Pameran Di London Olympia, beberapa waktu yang lalu.
Oiya, mulai Januari 2016 produk Mama Eti’s juga bakal masuk Harrods, London. Tau Harrods kann… hehehe… Nih, artikel saya tentang Harrods ini pernah dimuat di Majalah Female yang keren itu 😉
Harga produk bumbu Mama Eti’s mulai £2,95 – £3,95 (sekitar 60 ribu – 80 ribu rupiah) per toples.
Oiya, untuk memenuhi kebutuhan pelangan dari berbagai kota dan luar negeri, Mama Eti’s juga bisa dibeli lewat Amazon loh. Kamu bisa intip keterangan lengkapnya di sini : http://www.mamaeti.com/
Selama tinggal di Birmie aku ga pernah denger toko Beckets Farm dan Rositers Butcher… LoL….
Beckets farm itu di pinggiran birmie, mas museliem kan tinggal di tengah kota ya? 😀
Hahaha saya di pinggir banget mbak.. di Selly Oak… Jauhkah tempatnya?
Itu msh satu kawasan loh.
Beckets farm lebih ke pinggir lagi. Berjarak 6,8 mile, Makin ke selatan (kt google map ) 😀
Klo dr kota saya di worcester makin deket. Dlu sy lwt country side byk lahan pertanian.
Jd, beckets farm ini menjual produk lokal petani setempat dan menjual home industri masyarakat sekitarnya.
Wawww.. keren yaaa.. sampe suaminya bisa masak rendang pula
kan biar ngerasain semua seluk beluk usaha perendangan 😀