Ada sebuah tempat wisata yang unik di kawasan Kinver Edge di Kota Staffordshire, Inggris Namanya Holy Austin Rock Houses. Atau rumah-rumah batu Holy Austin. Dinamakan rumah batu karena letaknya di dalam batu alias rumah goa. Dan dinamakan houses karena rumahnya lebih dari satu.
Di sebuah akhir pekan musim gugur beberapa waktu lalu itu kami, saya dan suami sengaja bertandang ke sana. Dari Worcester menempuh perjalanan sekitar setengah jam sama. Tak jauh memang. Ketika itu kami datang kesorean. Setengah jam sebelum Situs Warisan Budaya Inggris ini tutup. Segera kami bergegas menuju bongkah batuan raksasa ini yang merupakan jenis batuan sandstone yang terbentuk dari proses sedimentasi butiran-butiran pasir 250 juta tahun yang lalu.
Jenis batuan sandstone ini memiliki karakter yang padat namun mudah dipahat. Maka tak heran berabad lalu goa yang asalnya terbentuk alami ini terus ditatah atau dipahat untuk dijadikan tempat tinggal yang permanen.
Terbayang kah oleh Anda menatah bagian perut batuan raksasa untuk sebuah rumah tinggal? Ehmm… saya membayangkannya seperti rumah Flinstone, film kartu kesukaan saya jaman kecil dulu.
Tidak jelas disebutkan sejak kapan manusia goa hidup di sini. Namun, menurut catatan sejarah, pada tahun 1777 ada seorang pengembara yang melihat kepulan asap dari ketinggian Bukit Kinver Edge ini. Karena ia kelalehan dan penasaran dengan kepulan asap tersebit merapatlah ia. Dengan perkiraan, tak ada asap kalau tak ada api (bukan peribahasa alias maksa sebenarnya 😀 ). Kalau ada api mungkin bukit itu berpenghuni 😉
Benar saja. Setelah menaiki Bukit Kinver Edge, si pengembara itu menemukan bukit ini berpenghuni. Mereka tinggal dalam rumah-rumah goa dalam perut bongkah batuan raksasa ini. Itulah catatan sejarah yang diketahui sebagai tolak ukurnya, bahwa pada 1777 rumah batu alias rumah goa ini telah ada.
Menurut catatan sejarah pula, kawasan rumah batu ini pernah dihuni oleh 11 kepala keluarga yang menempati 3 bagian area. Bagian teratas berada di ketinggian 164 mdp. Kini, rumah goa teratas bukit Kinver Edge beralih fungsi menjadi cafe untuk para pengunjung bersantai. Tentu saja setelah melalui proses restorasi. Dari sini kita bisa melihat horizon Staffordshire yang indah dari ketinggian. Di area ini masih ada celah-celah ruang goa yang dibiarkan alami.
Di bagian bawah bukit terdapat dua bagian rumah goa yang besar. Diantaranya berfungsi sebagai pintu masuk atau lobi situs ini. Selebihnya merupakan ruang-ruang rumah yang sangat nyaman untuk ditempati (setidaknya pada masa itu).
Orang terakhir yang tinggal di perumahan goa ini bernama Ross novak pada tahun 1963. Seterusnya Holy Austin Rock Houses diambil alih oleh Pemerintah inggris di bawah Yayasan National Trust sebagai destinasi wisata.
Untuk memasuki kompleks gua ini kita harus membayar tiket masuk seharga £3,8 (3,8 pounsterling) atau sekitar 80.000 rupiah.
Demi kenyamanan pengunjung, kompleks rumah goa ini mengalami restorasi dengan memperbaiki beberapa bagian. Seperti bagian lantai diberi tegel, kusen dan daun pintunya diganti, dindingnya dicat dan lain sebagainya.
Agar pengunjung merasakan armosfer yang sama layaknya orang yang pernah tinggal di sana, perabotan rumah tangga di dalam rumah goa itu dibiarkan seperti aslinya. Seperti perapian yang berfungsi ganda. Sebagai penghangat ruangan dan kompor. Sedangkan arangnya bisa digunakan untuk menghangatkan kasur sebelum tidur. Caranya, arang itu dimasukan ke dalam wadah khusus, lalu diletakkan di antara kasur dan selimut beberapa saat sebelum kasur itu ditiduri. Semua informasi itu bisa kita dapatkan dari tour guide yang begitu detail menjelaskan segalanya. Makasih Christ.. kamu seorang tour guide yang keren 😉
Oiya, konon katanya, seperti yang saya tonton di BBC, rumah batu ini menginspirasi kisah The Hobbit loh..
Mau tahu seperti apa penampakan rumah batu tersebut, intip aja dimarih… 😉
NET10. NRosmel38.25122015.
*Sedang berfikir kalau hidup dalam rumah batu*
hehehe…
aku lihat videonya mbak Rossi ini di NET. Alhamdullilah, mengikuti jejak sampeyan mbak.
Sip… selamat berkarya 😉
baca ini aku jd inget penglaman Laura Ingels wilder, yg hidup jaman pioneer di Amerika… dia dan kluarga prnh tinggal di rumah yg mirip begini mba, tapi, kalo yg ini dari batu, mereka dulu dr tanah yg dipadatkan hinga keras… duhhh, aku pgn ih ngerasain tinggal di rumah bgitu… kalo baca cerita sih, kyknya nyaman ;p… tp kyknya g jamin kalo di indo, secara suhunya tropis yg bikin pusing kepala ;p
Beneran nyaman loh. Walaupun dlm perut batu, rumahnya anget, perapian nya msh pk kayu bakar.
Wah rumah batu ngak kebayang gimana bikinnya.
Bikinnya dipahat manual.
Luar biasa..memang mengingatkan pada rumah para Hobbit 🙂 salam..
salam..
makasih udah mampir 😉